Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menyelami Kehidupan di Pulau Harapan dan Kelapa

Salah satu sudut Pulau Harapan di Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)
Salah satu sudut Pulau Harapan di Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)
Intinya sih...
  • IDN Times memberikan edukasi jurnalisme warga kepada 50 warga Pulau Harapan dan Kelapa untuk meningkatkan literasi data dan mengurangi penerimaan hoaks.
  • Sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tangga dilakukan untuk meluruskan pemahaman masyarakat, terutama terkait kekerasan verbal yang dapat dikategorikan sebagai KDRT.
  • Pulau Harapan dan Kelapa memiliki potensi pariwisata yang besar, dengan infrastruktur yang baik dan berbagai daya tarik seperti hutan mangrove dan penangkaran penyu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kepulauan Seribu, IDN Times - Panas terik menyengat kulit saya, ketika turun dari speedboat yang disebut sebagai predator itu. Perjalanan selama dua jam dari Pelabuhan Marina, Ancol, terbayar tuntas saat melihat pemandangan indah yang terhampar di depan mata, laut dengan air bersih dan terasa begitu segar.

Pulau Harapan dan Kelapa, menjadi destinasi saya selama dua hari pada akhir pekan lalu. Kedua pulau ini merupakan destinasi favorit bagi sejumlah pelancong dari dalam dan luar negeri di wilayah Kepulauan Seribu.

Memang, Pulau Harapan dan Kelapa terkoneksi sebuah jalan beton yang bisa kita telusuri dengan berjalan kaki. Di sini, kita bakal merasakan multikulturalisme yang terjadi.

Para penduduknya menciptakan logat tersendiri dan terasa renyah di telinga. Maklum, karena Pulau Harapan dan Kelapa terdiri dari berbagai kalangan mulai dari Bugis, Bajo, Bengkulu, bagian Sumatra lain, hingga Serang. Tak cuma logat, desain rumah di Pulau Harapan dan Kelapa juga memiliki ciri khas, khususnya buat mereka yang merupakan suku Bugis karena masih berdesain panggung.

Salah satu rumah dengan desain rumah panggung Bugis di Pulau Harapan (Dokumentasi GSSD Universitas Indonesia)
Salah satu rumah dengan desain rumah panggung Bugis di Pulau Harapan (Dokumentasi GSSD Universitas Indonesia)

1. Meningkatkan literasi warga atas informasi

IDN Times bersama tim GSSD UI saat memberikan pelatihan Citizen Journalism kepada warga Pulau Harapan dan Kelapa (Dokumentasi GSSD Universitas Indonesia)
IDN Times bersama tim GSSD UI saat memberikan pelatihan Citizen Journalism kepada warga Pulau Harapan dan Kelapa (Dokumentasi GSSD Universitas Indonesia)

IDN Times berkesempatan mendatangi Pulau Harapan dan Kelapa dengan menjadi narasumber dalam program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang diinisiasi Graduate School of Sustainable Development bersama Fakultas Hukum dan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kepulauan Seribu. Dalam momen ini, sekitar 50 warga Pulau Harapan dan Kelapa diberikan edukasi mengenai jurnalisme warga.

Penulis berbagi pengalaman serta pengetahuannya dalam melakukan kritik, mengolah, hingga merepresentasikan data, agar warga di Pulau Harapan dan Kelapa, tak mudah termakan hoaks. Sebab, dari peserta yang ikut dalam program ini, sekitar 70 persen di antaranya mengaku masih menggunakan media sosial untuk mengonsumsi berita dan menerimanya, menciptakan potensi adanya penerimaan hoaks secara langsung.

"Hasilnya menunjukkan antusiasme warga baik dari dasawisma sampai perangkat kelurahan sangat tinggi. GSSD bekerja sama dengan Fakultas Hukum, menyampaikan pentingnya data, kami melakukannya dalam konteks wilayah kepulauan secara luas. Penerapan tentang bagaimana data dimuat tidak hanya dalam lingkungan fisik, tapi juga sosial menjadi menarik untuk dibincangkan di kalangan warga," kata Ketua Tim Pelaksana program bertajuk Transformasi Komunitas Berbasis Data: Suatu Upaya Peningkatan Literasi Data Melalui Citizen Journalism untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Irene Sondang Fitrinita, kepada IDN Times.

2. Meluruskan salah kaprah atas budaya kekerasan

Salah satu sudut Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)
Salah satu sudut Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)

Dengan heterogenitas penduduk, Pulau Harapan dan Kelapa juga memiliki budaya berbeda dalam kehidupan rumah tangganya. Konteks kekerasan dalam rumah tangga, masih berbeda. Banyak yang belum mengetahui jika kekerasan secara verbal juga sudah bisa dikategorikan sebagai KDRT karena dampaknya yang bisa menyerang psikis.

Maka dari itu, sosialisasi mengenai bentuk KDRT juga menjadi salah satu materi. Apalagi, dari kesaksian segelintir warga, masih ada yang merasa mendidik anak lewat cara yang keras masih bisa diwajarkan.

"Isu sosial yang menarik, mengedukasi warga tentang KDRT dan kriminalitas wilayah kepulauan. Tentunya, dengan ini diharapkan warga bisa lebih terbuka dengan konteks KDRT," ujar Irene saat berdiskusi dengan Jelang Ramadhan, salah satu dosen GSSD di program ini.

3. Pulau Harapan dan Kelapa banyak potensi

Penangkaran Penyu di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)
Penangkaran Penyu di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu (IDN Times / Satria Permana)

Data dari BPS, Pulau Harapan dan Kelapa jika digabungkan memiliki penduduk sekitar 10.630 jiwa. Tingkat harapan sekolahnya mencapai 12 tahun, yang artinya kebanyakan hanya mengenyam bangku pendidikan menengah.

Meski begitu, ada juga segelintir warga yang sudah mampu memberikan pendidikan tinggi kepada anaknya. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, bahkan telah mengirimkan anaknya kuliah di salah satu kampus swasta ternama Jakarta.

Ada pula keinginan dari Yudha, salah satu peserta program ini, untuk bisa naik kelas demi mempromosikan Pulau Harapan dan Pramuka sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Jakarta. Di sana, ada hutan mangrove yang bisa menjadi spot unggulan. Kemudian, juga ada penangkaran penyu yang bisa menjadi daya tarik buat wisatawan.

Secara infrastruktur sebenarnya Pulau Harapan dan Kelapa memiliki modal besar dengan jalan yang rata-rata sudah dibeton, aspal, atau paving block. Selain itu, kepadatan lalu lintas dengan lahan yang terbatas juga tak terjadi. Warga di Pulau Harapan dan Kelapa rata-rata menggunakan sepeda atau motor listrik, dengan populasi motor konvensional makin sedikit karena mahalnya bahan bakar.

"Kami juga mau untuk bisa membuat konten yang berkualitas. Pelatihan seperti ini, berbasis jurnalisme warga, memang dibutuhkan buat promosi pariwisata kami," ujar Yudha.

"Selain isu sosial, warga sebenarnya dapat memanfaatkan data lingkungan fisik yang ada di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan seperti konservasi penyu, mangrove, daur ulang sampah bahkan infrastruktur kapal untuk mengoptimalkan eksposur pembangunan areanya yang berkelanjutan. Pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan dari Pulau Harapan dan Kelapa, selain warga yang juga bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Interaksi warga di Pulau Harapan dan Kelapa memang menarik karena dinamis antara kawasan Jakarta dan Tangerang. Tapi, selama ini memang mereka lebih sering berinteraksi dengan warga di Tangerang," kata Irene.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Polisi Selidiki Peluru Tank yang Meledak di Bekasi Gegara Digerinda

23 Nov 2025, 21:18 WIBNews