Houthi Yaman Hukum Mati 17 Tersangka Mata-mata AS dan Israel

- Pengadilan Houthi di Sanaa menjatuhkan hukuman mati kepada 17 orang yang dituduh menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
- Para terdakwa diduga terlibat dalam perekrutan, penghasutan, dan pemberian informasi yang menyebabkan serangan terhadap lokasi militer dan sipil di Yaman.
- Penindakan terhadap dugaan mata-mata meningkat tajam setelah serangan Israel dan pembunuhan sejumlah pejabat Houthi pada Agustus 2025.
Jakarta, IDN Times – Pengadilan yang berada di bawah kendali pemberontak Houthi di Yaman menjatuhkan hukuman mati kepada 17 orang dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Israel, Amerika Serikat, dan Arab Saudi. Dilansir The Times of Israel, Minggu (23/11/2025), pengadilan di Sanaa menilai para terdakwa terlibat dalam jaringan intelijen asing yang dianggap mengancam keamanan nasional Yaman.
Media Saba milik Houthi melaporkan bahwa para terdakwa dinyatakan bersalah dalam kasus sel mata-mata yang berafiliasi dengan intelijen Amerika, Israel, dan Saudi. Mereka dijatuhi hukuman mati melalui regu tembak. Seorang pengacara, Abdulbasit Ghazi, mengatakan bahwa para terdakwa masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.
1. Tuduhan spionase dan jaringan intelijen asing

Para terdakwa dituding bekerja sama dengan negara-negara yang dianggap sebagai musuh Yaman, seperti Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, hingga Mossad Israel. Dakwaan mencakup tindakan memata-matai kepentingan negara-negara tersebut dan menyampaikan informasi kepada petugas intelijen asing. Jaringan ini dianggap beroperasi pada periode 2024–2025.
Mereka juga dituduh menghasut warga dan merekrut sejumlah orang untuk kegiatan yang akhirnya memicu penyerangan terhadap lokasi militer, keamanan, dan fasilitas sipil. Houthi menyebut peristiwa tersebut menyebabkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur dalam skala besar.
2. Vonis tambahan dan kasus yang lebih luas

Selain 17 orang yang dijatuhi hukuman mati, seorang pria dan seorang wanita masing-masing dihukum 10 tahun penjara. Sementara itu, satu terdakwa lainnya dibebaskan. Vonis-vonis ini menjadi bagian dari langkah hukum lebih luas yang dilakukan otoritas Houthi terhadap pihak yang dianggap terlibat dalam spionase.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah melakukan serangan terhadap sejumlah target di Yaman sebagai respons terhadap serangan Houthi yang didukung Iran. Kelompok Houthi menyebut serangan mereka sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, seiring berlanjutnya konflik Israel–Hamas.
3. Penangkapan massal usai ketegangan meningkat

Setelah serangan Israel terhadap Yaman, Houthi meningkatkan operasi keamanan untuk menahan pihak-pihak yang diduga bekerja untuk Israel atau Amerika Serikat. Puluhan orang telah ditangkap dalam kampanye besar-besaran yang dijalankan dalam dua tahun terakhir.
Tindakan keras ini semakin diperkuat setelah serangan pada Agustus lalu yang menewaskan Perdana Menteri Houthi, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, beserta sejumlah menteri. Kelompok tersebut menyebut penumpasan spionase asing sebagai upaya mempertahankan stabilitas dan keamanan di wilayah yang mereka kuasai.


















