MPLS di Sekolah Rakyat Bekasi, Murid Diajarkan Mitigasi Bencana

- Para siswa SRMA 13 Bekasi belajar mitigasi bencana dari anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana).
- Mereka diajarkan cara berlindung saat terjadi gempa bumi dan melakukan evakuasi teman yang menjadi korban.
Bekasi, IDN Times - Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi yang berlokasi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, sedang menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak Senin (14/7/2025).
Kepala SRMA 13 Bekasi, Lastri Fajarwati, menyampaikan, kegiatan MPLS akan berlangsung hingga Jumat (19/7/2025). Para murid akan diajarkan mitigasi bencana hingga pendalaman pengetahuan tentang keagamaan.
"Ada dari mitigasi bencana kemudian ada dari Kodim terkait dengan bela negara dan kedisiplinan, kemudian ada juga dari Kemenag untuk keagamaan dan juga materi tentang pencegahan pernikahan dini," kata dia, Selasa (15/7/2025).
1. Belajar mitigasi bencana

Pada Selasa, para murid SRMA 13 Bekasi juga melakukan mitigasi kebencanaan. Mereka terlihat asyik mengikuti arahan dari anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana).
"Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman ke siswa-siswi sekolah rakyat agar mereka tahu, paham, bilamana terjadi kegiatan darurat, mereka tahu apa yang mereka lakukan," kata Petugas Pusat Pengendali Operasi Tagana Center, Yulius Arianto Daud.
2. Berlindung saat terjadi gempa

Yulius menyampaikan, para murid juga diajarkan cara berlindung saat terjadinya musibah gempa bumi. Mereka diajarkan melindungi kepala dari reruntuhan bangunan saat menuju titik aman.
"Di antaranya adalah bagaimana teknik bertahan, berlindung, pada saat gempa karena kami sebelum mulai kegiatan melakukan kajian risiko bencana dari gedung ini," kata dia.
3. Diajarkan cara evakuasi teman yang jadi korban

Selain berlindung diri dari bencana, mereka juga diajarkan cara untuk melakukan evakuasi terhadap temannya yang menjadi korban gempa.
"Dan yang tadi kita saksikan adalah salah satu bentuk simulasi kecil yang dilakukan oleh mereka dan mereka melakukan teknik penyelamatan untuk rekannya sendiri," kata dia.
"Jadi apabila ada temannya terlihat perlu dievakuasi, jadi sprei itu kami peragakan. Tapi dengan cara teknik yang baik dan benar. Satu lagi kursi, bagaimana membawa korban tanpa harus mengangkat korban tapi kursi itu bisa dipakai sebagai alat untuk menolong atau membawa korban," kata dia.