Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal Diisukan Cawapres Ganjar

Nasaruddin Umar merupakan kelahiran tahun 1959

Jakarta, IDN Times - Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar namanya sedang diisukan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Nasaruddin juga sempat buka suara terkait isu tersebut.

Dia mengaku tak pernah dihubungi oleh siapapun dan diminta untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

"Saya kira saya gak pernah dihubungi apapun (soal menjadi cawapres Ganjar). Saya kira kami lebih enjoy untuk mengurus umat," ungkap Nasaruddin di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023). 

Nasaruddin juga tak memiliki mimpi menjadi wakil presiden. Lalu, siapakah sosok Nasaruddin Umar selain menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal ini?

Baca Juga: Ganjar soal Nasaruddin Umar: Saya Kenal Baik Sudah Cukup Lama 

1. Kelahiran Ujung-Bone, Sulawesi Selatan

Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal Diisukan Cawapres GanjarProf. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta saat sesi wawancara khusus dengan Redaksi IDN Times (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Dilansir dari laman resmi Masjid Istiqlal, Nasaruddin merupakan kelahiran Ujung-Bone Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959. Sebelum menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama pada 2011-2014.

Nasaruddin kini bertempat tinggal di kawasan Jakarta Selatan.

Baca Juga: Sambangi KPU, Nasaruddin Umar Yakin Politik Identitas Reda pada 2024

2. Riwayat pendidikan Nasaruddin Umar

Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal Diisukan Cawapres GanjarProf. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta saat sesi wawancara khusus dengan Redaksi IDN Times (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Nasaruddin Umar merupakan sosok yang rajin belajar. Dia menempuh pendidikan di dalam negeri dan luar negeri.

Berikut riwayat pendidikan Nasaruddin Umar:

  • SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970
  • Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.
  • PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974
  • PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976
  • Sarjana Muda , Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980
  • Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
  • Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.
  • Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.
  • Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994
  • Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995
  • Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995
  • Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.
  • Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.

3. Aktif menulis buku

Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal Diisukan Cawapres GanjarProf. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta saat sesi wawancara khusus dengan Redaksi IDN Times (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Nasaruddin Umar juga merupakan sosok akademisi. Dia juga memiliki sejumlah karya ilmiah berbentuk buku.

Setidaknya, ada 12 buku di antaranya berisi argumen kesetaraan gender perspektif Al-Qur'an (Paramadina, 1999), yang mejelaskan hasil penelitian bias gender dalam Al-Qur'an.

Nasaruddin Umar juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Uatm Beragama. Selain itu, Nasaruddin juga merupakan anggota tim penasihat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya