Pameran Tunggal Yos Suprapto Dibredel, Galeri Nasional Buka Suara

- Galeri Nasional Indonesia membantah isu pembredelan pameran seni rupa Yos Suprapto
- Ketua Tim Museum IHA menyatakan kurator dan Yos Suprapto tidak mencapai titik temu terkait tema pameran
- Yos Suprapto mengonfirmasi pembatalan pameran dan menegaskan tidak ingin berurusan lagi dengan Galeri Nasional Indonesia
Jakarta, IDN Times - Galeri Nasional Indonesia buka suara terkait munculnya isu pembredelan pameran tunggal seni rupa karya Yos Suprapto berjudul "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan".
Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency (IHA) Zamrud Setya Negara menyatakan, kasus ini terjadi karena tidak adanya titik temu yang bisa ditempuh antara sang kurator Suwarno Wisetrotomo dan Yos Suprapto.
Mulanya, tema awal pameran ini bertajuk "bangkit". Kemudian dalam perjalanannya, terjadi semua perubahan setelah adanya diskusi yang panjang, sehingga "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" disepakati menjadi tema pameran tunggal tersebut.
Zamrud mengatakan, dalam proses itu, tim Galeri Nasional Indonesia juga telah melakukan visitasi ke studio Yos Suprapto untuk melihat karya-karyanya sebelum resmi dipamerkan ke publik.
"Tapi pada akhirnya, di penghujung proses menjelang peresmian pameran itu ada sebuah hal yang sifatnya saya menyebutnya mungkin tidak sepaham antara konsep yang diusulkan kurator dengan yang dilakukan oleh Pak Yus Suprapto," kata Zamrud di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).
1. Bantah intervensi kurator seleksi karya Yos Suprapto

Zamrud membantah, pihaknya melakukan intervensi terhadap sang kurator untuk menyeleksi karya-karya yang layak untuk ditampilkan ke publik. Ia menilai, karya mana saja yang layak ditampilkan itu sepenuhnya merupakan kewenangan kurator.
Setidaknya ada lima lukisan milik Yos Suprapto yang diminta diturunkan menjelang pembukaan pameran tunggalnya, yakni Konoha I, Konoha II, makan malam, 2019, dan niscaya.
"Kurator punya jangkauan yang lebih cermat, yang lebih jeli terhadap kondisi-kondisi seperti itu. Dan kita juga sama-sama menghargai posisi kurator, menghargai posisi seniman, dan Galeri Nasional Indonesia sangat mengapresiasi dan mendukung pada proses ekspresi seni setiap seniman," kata dia.
2. Kurator disebut sudah profesional

Dia juga menegaskan, sang kurator dalam menjalankan tugasnya juga sudah sangat profesional.
Ia juga meyakini, sang kurator memiliki proses kerja yang tidak dapat diintervensi oleh pihak luar, termasuk oleh Galeri Nasional Indonesia sebagai fasilitator.
"Tidak. Ini kembali lagi. Kurator dalam proses kerja profesionalnya pasti punya ruang yang tidak bisa diintervensi. Namanya profesionalisme," kata dia.
3. Pameran Yos Suprapto mendadak dibatalkan

Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertema 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' di Galeri Nasional Indonesia (Galnas), Jakarta, batal. Padahal, pameran itu seharusnya dibuka pada Jumat (20/12/2024). Yos membenarkan pembatalan pembukaan pamerannya di Galeri Nasional.
"Betul," ujar Yos kepada IDN Times, Jumat (20/12/2024).
Ia juga menegaskan, tidak ingin berurusan lagi dengan Galeri Nasional. Menurut Yos, ada 30 lukisannya yang diturunkan oleh Galeri Nasional Indonesia. “Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata dia.