Kronologi Pemberedelan Pameran Tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional

- Pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia batal digelar karena penundaan dan permintaan menurunkan lukisan secara mendadak.
- Kurator meminta dua lukisan diturunkan karena dinilai mengurangi bobot tema pameran, dan pada hari pembukaan meminta menurunkan tiga lukisan lainnya.
Jakarta, IDN Times - Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertema 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, batal digelar. Pembatalan itu dilakukan secara mendadak.
Sejatinya, kata Yos Suprapto, kesepakatan pemeran ini secara formal telah terjadi sejak tahun 2023. Rencananya, pameran lukisan tunggal Yos Suprapto akan dihelat pada Januari 2024, tetapi ditunda hingga Agustus 2024.
Memasuki Agustus 2024, pameran tunggalnya kembali ditunda hingga 3 Desember 2024. Namun, karena pada tanggal tersebut Galeri Nasional Indonesia tengah menyelenggarakan pameran Basuki Abdullah Award, maka pameran itu kembali ditunda hingga 19 Desember 2024.
"Jadi sebetulnya kesepakatan ini sudah lama secara formal. Kemudian semakin serius ketika sudah dijadwalkan dari tanggalnya, tanggal 3 Desember sudah disepakati setelah mundur dari bulan Agustus. Saya terima kemunduran itu sampai tanggal 3 Desember," kata Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (20/12/2024).
1. Kurator tak hadir saat proses pemasangan

Yos akhirnya mendapatkan izin untuk memasang karya lukisannya pada 12-13 Desember 2024 di Galeri Nasional Indonesia sebelum pameran itu berlangsung pada 19 Desember 2024.
Menurut dia, proses pemasangan itu semestinya dihadiri langsung oleh kurator. Namun, sang kurator baru tiba di Jakarta pada 16 Desember 2024. Keesokan harinya, pihak kurator mengecek karya-karya Yos Suprapto yang akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia.
Yos menyampaikan, sang kurator memintanya untuk menurunkan dua lukisan yang sejatinya pernah dilihat secara langsung di kediamannya di Yogyakarta. Padahal, kala itu, sang kurator tidak pernah memberikan komplain atas karya yang dibuatnya ketika melihat langsung di kediamannya.
Alasan sang kurator meminta dua lukisan itu diturunkan karena dinilai akan mengurangi bobot dari tema pameran berjudul 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' tersebut.
Tak sampai di situ, pada hari pembukaan, yakni 19 Desember 2024 siang, sang kurator kembali meminta untuk menurunkan tiga lukisan lainnya.
"Nah, dia lupa bahwa ketahanan pangan itu tidak bisa lepas dari kebijakan kekuasaan dan karya yang dia tidak berkenan itu menceritakan tentang kekuasaan. Bahwa sebetulnya ya, kekuasaan itu didukung oleh rakyat yang diinjaknya," kata dia.
"Jadi kehidupan kekuasaan itu tidak bisa muncul dari atas langit ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Rakyat membayar pajak, rakyat yang melakukan segala, rakyat yang memproduksi pangan," ujar dia.
2. Tiga lukisan bercerita petani memberi makan ke orang kaya

Yos menjelaskan, tiga lukisan yang diminta diturunkan pada hari pembukaan itu menceritakan tentang seorang petani yang sedang memberi makan kepada orang kaya, petani yang sedang memberi makan kepada anjing-anjing, dan petani yang membawa sapi ke istana.
Ketiga lukisan itu dianggap oleh pihak kurator terlalu vulgar sehingga tidak layak untuk dipamerkan. Ia pun mengaku kaget kenapa permintaan itu diminta secara mendadak tanpa ada kesepakatan terlebih dahulu. Bahkan, permintaan itu dilakukan beberapa jam sebelum pameran digelar.
"Saya menanyakan, kok di titik terakhir baru lu ngomong. Berapa jam sebelum pameran dibuka, itu disuruh turunkan. Itu kan kontroversial sekali," kata dia.
3. Mengalami langsung makna lukisan yang dibuat

Yos merasa peristiwa pemberedelan ini sangat menggambarkan makna dari karya-karya lukisan yang dibuatnya. Dia merasa, pihak penguasa tengah menginjak-injak punggung rakyatnya sendiri.
"Ini buat saya, apa ini, budaya lagi-lagi, budaya kekuasaan yang tadi saya gambarkan sebagai seorang raja yang menginjak kepalanya rakyat itu, punggungnya rakyat," kata dia.
"Dia melakukan suatu manuver atau strategi untuk mencapai kekuasaan dengan melibatkan kekuasaannya dia dengan menggunakan kata otoritas," ucap dia.