Pedagang Daging di Depok Bakal Mogok Jualan 5 Hari

Depok, IDNTimes - Aksi mogok berjualan bakal dilakukan pedagang daging di Kota Depok. Aksi tersebut akan ditunaikan para pedagang yang mengeluhkan kenaikan harga daging di pejagalan.
Ketua Paguyuban Pedagang Daging Pasar Cisalak, Iwan mengatakan, telah mendengar akan ada aksi mogok berjualan pedagang daging sapi di Kota Depok maupun Jabodetabek. Namun, pihaknya belum mengetahui secara pasti rencana aksi mogok berjualan akan dilaksanakan pada pekan depan.
"Rencananya aksi mogok berjualan pedagang daging sapi akan dilaksanakan pada 28 Februari hingga 4 Maret 2022," ujar Iwan saat dihubungi IDNTimes, Kamis (24/2/2022).
1. Masih menunggu surat edaran

Iwan menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima surat rencana mogok pedagang daging sapi. Namun, berdasarkan pesan melalui media sosial dari hasil rapat di pasar Palmerah Jakarta Pusat, para pemotong dan pedagang daging se-Jabodetabek menyepakati melakukan aksi libur tidak berdagang.
"Kabarnya begitu, tapi belum dapat edarannya," ujar Iwan menjelaskan.
Iwan mengungkapkan, nantinya organisasi Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging (JAPPDI) dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), akan bersurat kepada Satgas Pangan Nasional dan Baintelkam Mabes Polri. Saat ini pun pihaknya masih menunggu keputusan bersama terkait rencana aksi tersebut.
"Informasinya Jappdi dan Apdi akan bersurat ke Satgas Pangan dan Mabes Polri," ungkap Iwan.
2. Harga daging sapi tembus Rp125 perkilogram

Salah seorang pedagang daging sapi di UPT Cisalak Pasar bernama Ujang mengatakan, kenaikan harga daging sapi diduga terjadi karena pasokan daging sapi impor mengalami pembatasan.
Akibatnya, tingginya harga daging sapi di pejagalan menyebabkan para pedagang mendapat keuntungan yang sangat sedikit. Apalagi hal itu dagang yang diterima di jagal merupakan daging karkas atau daging yang masih menyatu dengan tulang.
Walhasil, apabila daging dipisahkan dengan tulang, berat ukuran akan menjadi berbeda. Hal itu membuat keuntungan yang didapat pedagang jadi lebih sedikit.
"Untunya sedikit, karena kalau daging karkas di jagal sebesar Rp108 ribu per kilogram dan kami menjual sebesar Rp125 ribu per kilogram," ujar Ujang.
Kondisi itu dinilai tak menguntungkan para pedagang daging, karena mereka juga harus memikirkan ongkos kendaraan dan produksi.
"Kami juga harus memikirkan ongkos produksi kalau kami menaikkan harga, para pembeli akan kabur," kata Ujang.
3. Pedagang mendapatkan pembatasan jatah daging

Aksi mogok berjualan akan dilakukan pedagang daging di Pasar Kemirimuka yang akan dilaksanakan selama lima hari pada pekan depan. Salah seorang pedagang daging Pasar Kemirimuka, Aan mengakui kabar tersebut sudah diterimanya sebagai bentuk kekecewaan kenaikan harga daging.
"Akan ada aksi mogok dagang selama lima hari," kata Aan.
Aan mengungkapkan, kenaikan harga daging diakui terjadi karena pembatasan pasokan daging impor di penjagalan. Pembatasan tersebut dialami Aan yang biasanya sehari mendapatkan tiga ekor sapi, saat ini hanya mendapatkan dua ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
"Kami pun dapat dari jagal di batasi, kami menjual daging sapi Rp125 ribu per kilogram dengan keuntungan yang sangat sedikit karena di jagal sudah Rp110 ribu per kilogram untuk daging karkas," tutup Aan.