Pegawai Ditangkap Kasus Judi Online, Komdigi Bersih-Bersih Internal

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengatakan instansinya mengambil sejumlah langkah internal usai 11 orang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka terkait praktik judi online.
Langkah internal itu, kata Nezar, dengan melakukan audit terhadap sistem teknologi untuk mengendalikan konten-konten negatif.
Belasan orang yang ditangkap membawahi bidang komunikasi dan digitalisasi. Mereka berperan mencegah bandar judi online beroperasi. Alih-alih memblokir situs judi online, para pegawai Kemkomdigi ini justru melindungi situs tersebut agar tidak diblokir sistem.
"Kami segera melakukan audit sistem teknologi yang kami miliki, dan tata kelola dalam mengendalikan konten-konten negatif ini," ujar Nezar ketika menjawab pertanyaan IDN Times di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).
Nezar menjelaskan audit dilakukan lantaran beberapa orang bisa menggunakan akses yang seharusnya dimanfaatkan untuk memblokir konten negatif, tetapi justru disalahgunakan.
"Mereka malah membiarkan judol ini tetap beroperasi," kata mantan jurnalis itu.
Apakah Nezar tidak melihat adanya gelagat aneh dari pegawai Komdigi ketika dipimpin Budi Arie sebagai menteri?
1. Nezar akui sudah ada indikasi soal transaksi mencurigakan

Nezar tidak memungkiri adanya kejanggalan selama pegawai tersebut bekerja di Komdigi. Indikasi itu semakin kuat terlihat usai adanya laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dari PPATK, misalnya, kami mendapatkan informasi mengenai lalu lintas rekening. Itu ada pergerakan-pergerakan transaksi yang agak mencurigakan," ujarnya.
Namun, Nezar meyakini, laporan dari PPATK tidak hanya ditujukan kepada Kemkomdigi. PPATK, kata dia, juga memberikan laporan serupa kepada seluruh instansi dan lembaga.
"Kami tahu ada banyak dari instansi lain juga yang terlibat (judi online). Maksud saya pegawai yang bekerja di instansi pemerintah," imbuhnya.
2. Nezar bantah telah terjadi kebobolan karena pegawai Komdigi lindungi judol

Kendati, Nezar membantah Komdigi kebobolan lantaran pegawai di internal instansinya tertangkap tangan ikut melindungi praktik judi online. Menurutnya, pengawasan sudah dilakukan dengan ketat.
"Karena kan shifting-nya dalam proses yang kami lakukan itu 24 jam ya. Jadi ada tiga kali shifting dan kami lagi mengevaluasi prosesnya. Karena semua orang bisa saja terseret dalam bisnis judi online yang menggiurkan ini," katanya.
Duit yang berputar di sana, kata Nezar, mencapai Rp367 triliun per tahun. Sehingga, menurutnya, tidak heran ada banyak pihak yang tergiur untuk melindungi praktik judi online.
"Bisa dibayangkan uang itu larinya ke mana saja. Mungkin saja ada oknum-oknum atau mereka yang seharusnya menjalankan amanah untuk menjaga ini malah terpapar oleh jejaring judi online," tutur dia.
3. Nezar bantah 11 pegawai Komdigi yang ditangkap berstatus staf ahli

Sebelumnya, dalam pertemuan di Sleman, Yogyakarta, Nezar membantah 11 pegawai Komidigi yang ditangkap menduduki posisi sebagai staf ahli.
"Kalau staf ahli kan struktural di kementerian. Nah, ini semacam tenaga ahli yang dimintakan supervisinya oleh ketua tim," ujar Nezar di Yogyakarta pada 3 November 2024.
Nezar juga menyebut pegawai terlibat judi online tidak memiliki jabatan tinggi.
"Tidak. Mereka ketua tim ya, mereka masih di bawah direktur," tutur dia.
Menurut Nezar, sejak mulai terindikasi terlibat jaringan judi online, para pegawai Komdigi sudah digeser dari posnya sebelum tertangkap. Pasca-penangkapan, Komdigi berupaya menambah kekuatan personel untuk mengisi pos pengawasan konten negatif, terutama judi online.
"Agar kami bisa minimalisir kebobolan di Kemenkomdig terutama dalam upaya pemberantasan judi online ini. Kami terus dalami. Siapapun yang terlibat akan berhadapan dengan hukum," kata Nezar.