Penyebab Suhu di Indonesia Terasa Panas Meski Sudah Masuk Desember

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab suhu di Indonesia terasa panas, padahal sudah masuk Desember. Seharusnya, Desember di Indonesia sudah memasuki musim hujan.
Deput Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan suhu di Indonesia terasa panas disebkan karena akan datang fenomena El Nino.
"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0, Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif. Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia," ujar Guswanto kepada IDN Times, Senin (18/12/2023).
1. El Nino diprediksi berlangsung dari Februari-Maret 2024

Guswanto menjelaskan, fenomena El Nino diprediksi berlangsung mulai Februari hingga Maret 2024.
"Sehingga, konisi ini akan memengaruhi cuaca (hujan dan suhu) di Indonesia," kata dia.
Berdasarkan citra satelit, beberapa hari terakhir wilayah Jawa dan Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan.
"Sinar matahari intens/optimum langsung ke permukaan bumi, sehingga suhu terasa panas," kata Guswanto.
2. Musim hujan belum merata

Lebih lanjut, Guswanto mengatakan, Desember secara umum sudah memasuki musim hujan. Namun, kondisi tersebut belum merata dan durasinya juga masih bervariasi di beberapa daerah.
"Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer, di mana dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang ckup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah dan Timur, sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan," ucap dia.
3. Penjelasan soal dinamika atmosfer

Kondisi dinamika atmosfer bisa terjadi karena adanya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin. Hal itu memicu pertumbuhan awan hujan cenderung di Jawa bagian tengah dan timur.
"Selain itu di wilayah baratnya, pola subsiden dari fenomena gelombang atmosfer terjadi dalam beberapa hari terakhir dan memicu pengurangan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, sehingga cuaca cenderung umumnya cerah-berawan dan hujan yang masih belum terlalu signifikan," imbuh Guswanto.