Penyebaran Islam di Nusantara Melalui Tari dan Wayang Golek Menak

- Naskah klasik Jawa Serat Menak menginspirasi berbagai kesenian seperti wayang golek menak dan tari beksa golek menak.
- Tarian Beksa Golek Menak lahir dari gagasan Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada 1941, menjadi medium seni yang menghidupkan kisah Amir Hamzah.
- Wayang Golek Menak diiringi alunan gamelan dan dapat disaksikan di beberapa daerah di Jawa Tengah, namun tidak sepopuler wayang kulit purwa.
Jakarta, IDN Times - Sebuah naskah klasik Jawa yang diadaptasi dari Hikayat Amir Hamzah, bernama Serat Menak, telah menginspirasi berbagai bentuk kesenian, di antaranya wayang golek menak dan tari beksa golek menak.
Pertunjukkan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana penyebaran nilai-nilai Islam di Nusantara sejak abad ke-17.
1. Tari Beksa Golek Menak mengisahkan perjalanan Amir Hamzah sebarkan agama Islam

Dikutip dari sumber Laboratorium Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Tarian Beksa Golek Menak, warisan klasik Yogyakarta, lahir dari gagasan Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada 1941.
Terinspirasi dari pertunjukan wayang golek menak di Kedu, tarian ini menjadi medium seni yang menghidupkan kisah Amir Hamzah, seorang panglima perang Islam legendaris yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.
Tak hanya dalam bentuk tarian, Serat Menak juga bertransformasi menjadi wayang golek menak atau wayang thengul. Kesenian ini menggambarkan perjalanan Amir hamzah dalam menyebarkan agama Islam di negeri Arab dan Persia.
2. Keunikan Wayang Golek Menak

Layaknya wayang kulit purwa, Wayang Golek Menak diiringi alunan gamelan yang memperkaya nuansa pertunjukan. Salah satu instrumen khasnya adalah Rojeh, alat musik yang mempertegas emosi dalam adegan-adegan dramatis seperti pukulan, tendangan, dan bantingan.
Berbeda dengan wayang kulit, Wayang Golek Menak tidak menggunakan gawang untuk membentangkan kelir. Sebagai gantinya, batang pisang diletakkan lebih tinggi untuk mendukung teknik cepengan dan sabetan dalam pergerakan wayang.
Lakon dalam pertunjukan ini berkisah tentang Wong Menak atau Wong Agung Jayengrana, menghadirkan narasi heroik yang menyatu dengan nilai-nilai Islam dan budaya Jawa.
3. Pertunjukan wayang golek menak kian langka
Pertunjukkan Wayang Golek Menak kini dapat kita saksikan atau temukan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Kebumen, Purworejo, Blora, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta sendiri.
Wayang Golek Menak biasanya digelar untuk acara syukuran kelahiran, khitanan, hingga pernikahan. Namun, seiring berkembangnya zaman, pertunjukkan seni ini tidak sebanyak wayang kulit purwa yang disebabkan minimnya pengetahuan serta minat tentang Wayang Golek menak.