Peringati Isra Mikraj 1444 H, Jokowi: Dunia Masih Tidak Pasti

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengucapkan selamat memperingati Isra Mi'raj 1444 Hijriah. Peringatan Isra Mikraj itu jatuh pada Sabtu (18/2/2023).
Ucapan tersebut disampaikan Jokowi melalui sejumlah akun jejaring media sosial pribadinya, salah satunya Instagram @jokowi.
"Selamat memperingati Isra Mikraj 1444 H," tulis dalam poster yang diunggah di akun tersebut.
1. Dunia diselubungi ketidakpastian

Melalui caption postingan tersebut, Jokowi mengatakan, dunia saat ini masih dilanda ketidakpastian akibat krisis global. Bahkan saat ini terjadi kompetisi antar negara di semua bidang agar tidak terjadi keterpurukan.
"Dunia masih berselubung ketidakpastian, kompetisi antarbangsa semakin sengit di semua bidang, dan semua negara berjuang agar tak tertinggal," kata Jokowi.
2. Sebagai bangsa besar, Indonesia selalu berupaya melewati berbagai tantangan

Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan, Indonesia sebagai bangsa yang besar selalu berupaya melalui tantangan tersebut sambil berharap kepada Tuhan.
"Sebagai bangsa yang besar, kita selalu berusaha untuk melalui tantangan itu dan berjalan maju seraya mengharapkan rahmat dari Allah SWT," imbuh Jokowi.
3. Kisah Isra Mikraj, perjalanan Nabi Muhammad menuju langit ke-7

Bagi umat muslim, peristiwa Isra Mikraj merupakan momen yang penting, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menuju langit ke-7. Bahkan, saat itu juga Nabi Muhammad SAW telah dipertemukan dengan nabi-nabi terdahulu.
Peristiwa Isra Mikraj terjadi pada 27 Rajab. Sebelumnya, perintah untuk Nabi Muhammad SAW disampaikan melalui Malaikat Jibril. Namun kala itu, Allah SWT memberikan wahyu atau perintah secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Isra Mikraj adalah dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berlainan. Bagi umat Islam, peristiwa ini sangat penting sebab berhubungan dengan ibadah utama yang akan mereka jalankan, yaitu salat lima waktu.
Isra sendiri adalah momen saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Kala itu, Nabi Muhammad bahkan mengendarai buraq atau dalam bahasa Arab al-burāq; yang berarti "cahaya atau kilat".
Sedangkan Mikraj, yakni peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ke-7, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha menemui Allah SWT untuk menerima wahyu atau perintah secara langsung, tanpa perantara.
Allah SWT memanggil Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu atau perintah untuk mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW serta umatnya. Awalnya, perintah tersebut berupa kewajiban untuk menjalankan 50 kali salat.
Namun karena takut umatnya tidak dapat melaksanakan salat 50 waktu, Nabi Muhammad SAW kemudian meminta keringanan kepada Allah SWT sehingga umat Islam hanya perlu menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.
Sementara itu, secara bahasa, Isra Mikraj berasal dari dua kata, yaitu isra yang berasal dari kata asra yang artinya perjalanan serta mikraj yang berarti tangga atau perjalanan.