Jokowi Minta Jaga Stabilitas Jelang Pemilu: Jangan Jadi Pasien IMF

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengimbau kepada seluruh pihak untuk menjaga stabilitas poltik dan keamanan, jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam acara puncak Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, Banten, Jumat (13/3/2023).
"Saya titip kita jaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan, karena ini untuk saat ini sangat penting dan diperlukan sekali," kata dia.
1. Jokowi imbau jaga stabilitas politik dan ekonomi

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, stabilitas politik dan keamanan perlu dijaga. Jangan sampai pesta demokrasi justru menjerumuskan Indonesia ke krisis yang saat ini melanda dunia.
"Karena kita diancam risiko kegentingan global yang sulit dihitung dan sulit dikalkulasi, sangat sulit sekali," ungkap Jokowi.
2. Jokowi ingatkan Indonesia pernah jadi pasien IMF

Jokowi menilai, krisis ekonomi yang diungkapkan dunia internasional berpotensi menimpa Indonesia jika tidak berhati-hati. Sejumlah negara sudah terdampak adanya krisis ekonomi.
Karena itu, Jokowi wanti-wanti, jangan sampai Indonesia masuk daftar negara yang menjadi pasien Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Dia mengingatkan, beberapa dekade lalu Indonesia sudah pernah jadi pasien IMF.
"Saya baru dapat informasi yang terakhir masuk pasien IMF itu 47 negara. Kita pernah jadi pasien IMF di 97-98. Oleh sebab itu situasi ekonomi harus dijaga betul, jangan sampai situasi ekonomi yang baik ini terganggu oleh perhelatan pemilu dan pilkada tahun depan," ujar dia.
3. Pertumbuhan RI terus menguat berkat geliat ekonomi

Kinerja ekonomi Indonesia tercatat terus menunjukkan penguatan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut di tahun ini. Hal ini tercermin dari geliat aktivitas ekonomi masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi RI tumbuh 5,31 persen di sepanjang 2022. Realisasi itu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang sebesar 3,69 persen (yoy).
Secara kuartalan, kinerja ekonomi sepanjang tahun lalu terjaga di kisaran 5 persen, yakni pada kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen, kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen, kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen, dan kuartal kuartal IV-2022 sebesar 5,01 persen.
Kinerja ekonomi RI yang positif dan cukup solid juga diakui sejumlah lembaga internasional seperti IMF, yang menyebut Asia merupakan titik terang di tengah redupnya perekonomian global, tak terkecuali Indonesia.
"Asia tetap menjadi titik terang relatif dalam ekonomi global yang semakin meredup," tulis IMF dalam laporannya yang bertajuk "Asia Sails Into Headwinds From Rate Hikes, War, and China Slowdown" edisi Oktober 2022, dikutip Kamis (16/2/2023).