Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo: Demo Boleh Tapi Jangan Rusak Fasilitas Umum, Itu Uang Rakyat!

Presiden Prabowo Subianto ketika berbincang dengan enam pemimpin redaksi di Hambalang, Jawa Barat. (IDN Times/Krisnaji)
Intinya sih...
  • Prabowo mengecam perusakan fasilitas umum dalam aksi demonstrasi sebagai tindakan yang tidak terhormat pada uang rakyat.
  • Ia meragukan murninya aspirasi publik dalam aksi demo pertama pemerintahannya, serta menyinggung adanya kekuatan asing yang ingin mengadu domba pemerintah dengan rakyat.
  • Prabowo akan mencatat aksi represif personel kepolisian terhadap peserta demonstrasi, meski ia mengaku tidak yakin banyaknya kasus abusive yang terjadi.

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, demonstrasi adalah aksi biasa yang terjadi di negara demorasi. Tetapi, ia meminta agar aksi demonstrasi tidak diwarnai dengan perusakan terhadap fasilitas umum. Sebab, fasilitas itu dibangun menggunakan uang rakyat lewat pajak. 

"Kenapa demo di London, Amerika Serikat (ada). Tapi, gak usah merusak pagar, stasiun bus, terminal bus, ini kan (dibangun) dari uang rakyat! Boleh demo di kampus, tapi jangan merusak (fasilitas) fakultas. Ini uang rakyat!" ujar Prabowo ketika menjawab pertanyaan Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis di kediamanya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (6/4/2025). 

Perusakan pagar yang dimaksud oleh Prabowo diduga adalah aksi para demonstran yang menentang revisi UU TNI ketika merubuhkan pagar di gedung DPR. Total ada dua pagar yang berhasil dibobol oleh para demonstran pada 20 Maret lalu. Meski begitu, pagar itu langsung diperbaiki di hari yang sama.

1. Prabowo duga tak semua aksi demonstrasi mewakili aspirasi rakyat

Presiden Prabowo Subianto ketika berbincang dengan enam pemimpin redaksi di Hambalang, Jawa Barat. (IDN Times/Krisnaji)

Lebih lanjut, Prabowo meragukan tak semua aksi demo yang terjadi di tahun pertama pemerintahannya murni merupakan aspirasi publik. Bahkan ia menduga ada yang membayar massa agar bersedia turun ke jalan dan memprotes kebijakan pemerintah. 

"Pertama, ada demo melawan (instruksi) efisiensi. Demo karena katanya dana pendidikan akan dikurangi. Jadi, harus dilihat secara obyektif. Kami ini bukan anak kecil," tutur Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu. 

"Kita hormati hak berdemo asal demonya damai. Tidak mau menyulut kerusuhan," imbuhnya. 

2. Aparat sering diprovokasi lebih dulu oleh demonstran

Massa aksi tolak RUU TNI dipukul mundur dari depan Gedung DPR RI (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Di forum itu turut disinggung aksi represif personel kepolisian dalam menghadapi para demonstran. Prabowo menyatakan, aparat di lapangan sering bertindak represif karena diprovokasi lebih dulu oleh para demonstran. Pernyataan itu disampaikan berdasarkan pengalamannya pribadi ketika ikut mengamankan aksi demonstrasi. 

"Kenapa (aparat) abusive? Kami punya pengalaman. Saya kan mantan petugas keamanan juga. Kadang-kadang petugas dilempar plastik (berisi air) kencing, kadang-kadang petugas dilempari plastik isinya kotoran manusia," kata Prabowo. 

Ia pun menyinggung ada kekuatan asing yang ingin mengadu domba pemerintah dengan rakyat. Salah satu caranya dengan mendorong masyarakat turun ke lapangan dan berunjuk rasa. 

"Ini berlaku lazim, data-data keluar sekarang. Pemerintahan Trump membubarkan USAID dan di situ ketemu bukti-bukti bahwa USAID membiayai banyak LSM-LSM di mana-mana. Itu kan keluar semua dan sudah jadi public knowledge," tutur dia. 

Prabowo kemudian mengajak publik untuk berpikir jernih ketika melihat aksi unjuk rasa yang terjadi akhir-akhir ini. Bila demonstrasi digelar untuk membuat kekacauan dan kerusuhan, maka aksi tersebut dianggap melawan kepentingan nasional dan rakyat.

3. Prabowo akan catat aksi represif terhadap demonstran

Presiden Prabowo Subianto ketika berbincang dengan enam pemimpin redaksi di Hambalang, Jawa Barat. (IDN Times/Krisnaji)

Prabowo mengaku akan mencatat adanya aksi represif yang dilakukan oleh personel kepolisian terhadap peserta demonstrasi. Meski ia mengaku tidak yakin aksi represif aparat kepolisian banyak terjadi. 

"Masalah abusive, saya akan catat. Tapi, dari berapa ratus aksi demonstrasi, berapa kasus abusive yang terjadi?" tanya Prabowo. 

Ia pun mengakui masih terjadi kekeliruan dalam penanganan aksi demonstrasi oleh personel Polri. Prabowo berdalih karena Polri merupakan organisasi yang besar. 

"Namanya manusia, namanya kadang-kadang anak muda, emosi panas dan sebagainya. Tapi, gak ada niat dari pemerintah untuk menekan (demonstran)," tutur dia. 

Dari sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan oleh personel Polri, ada dua yang disorot luas. Pertama, pengemudi ojol yang tidak ikut berdemonstrasi tetapi menjadi sasaran pengeroyokan oleh personel Polri di kolong jembatan Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan pada 20 Maret 2025 lalu. Kedua, aksi penolakan RUU TNI di Malang pada 23 Maret 2025 lalu. 

Berdasarkan data dari Koordinator LBH Malang, Daniel Alexander Siagian, puluhan mengalami luka-luka dalam aksi demonstrasi. Daniel mengatakan, ada demonstran yang mengalami luka bocor di kepala dan ditangkap personel Polri dalam keadaan luka-luka. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Sunariyah
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us