Relokasi 5 Rumah Korban Longsor di Depok, Pemkot Tunggu KemenPUPR

Depok, IDN Times - Bencana longsor yang terjadi di wilayah Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jumat, 30 Juni 2023, berdampak pada lima rumah. Pemerintah Kota Depok telah melaporkan ke kementerian.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti longsor di Pasir Putih. Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
"Sudah kami tangani dan kami laporkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ujar Idris, Rabu (5/7/2023).
1. Menunggu langkah Kementerian PUPR

Pemerintah Kota Depok menilai, penanganan tanah longsor di Pasir Putih tidak dapat dilakukan hanya Pemerintah Kota Depok, namun diperlukan kerja sama dengan kementerian. Penataan tanah longsor bersinggungan dengan penataan Kali Pesanggrahan di bawah kewenangan kementerian.
“Kali Pesanggrahan kewenangan Kementerian PUPR, maka kita akan tata TPAS Cipayung,” kata Idris.
Penataan Kali Pesanggrahan akan berdampak pada rumah warga di sekitar, sehingga perlu direlokasi. Untuk itu, pihaknya sedang menunggu langkah Kementerian PUPR karena relokasi rumah warga membutuhkan biaya besar.
“Kita tunggu langkah Kementerian PUPR, relokasi rumah warga butuh biaya besar, karena ada beberapa hektare yang harus dikosongkan,” tutup Idris.
2. Ketinggian longsor mencapai 15 meter

Sebelumnya, salahseorang pemilik rumah terdampak longsor, Duta, mengatakan, longsor bukan pertama kali terjadi di lingkungannya yang berseberangan dengan TPA Cipayung. Longsor sudah terjadi sejak 2019.
Hingga kini, kata Duta, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok belum melakukan serius menangani masalah itu.
"Kalau longsor yang sekarang kejadiannya kemarin (Jumat) sekitar pukul 18.20 WIB, padahal tidak ada hujan," ujar Duta kepada IDN Times, Sabtu, 1 Juli 2023.
Saat longsor terjadi, Duta bersama keluarganya sedang berada di luar rumah. Longsor membuat teras rumah dan beberapa barang milik keluarganya jatuh ke jurang sedalam 15 meter.
"Ini kan tebing ya, jadi bagian teras dan barang yang jatuh ke bawah, tingginya sekitar 15 meter," ucap Duta.
Sejak longsor melanda pertama kali pada 2019, Duta dan keluarganya was-was dengan longsor susulan. Dia khawatir rumahnya tersapu longsor karena sudah berada di bibir jurang.
"Tetangga saya rumahnya sudah hilang karena longsor, tidak ada penanganan serius dari Pemkot Depok," terang Duta.
3. Warga memilih tinggal di kontrakan pasca-longsor

Duta menyebut, longsor yang terjadi di lingkungannya itu sudah dilaporkan ke kelurahan dan kecamatan. Mereka berharap segera mendapatkan penanganan dari Pemkot Depok, namun belum ada langkah nyata dari Pemkot Depok.
"Ya bahasa doang gak ada tegasnya. Katanya mau diurus, cuma sampai sekarang gak diurus-urus, sudah bertahun-tahun, katanya doang," ujar dia.
Duta bersama keluarganya mengaku khawatir jika longsor terjadi pada malam hari atau saat keluarganya tidur. Sehingga, Duta bersama keluarganya memilih mengungsi ke rumah kontrakan.
"Ya tinggal di kontrakan untuk sementara, kalau di rumah bahaya, karena bawahnya sudah bolong terkena longsor," kata dia.