Retret Gelombang 2 Digelar, Kepala Daerah Dilatih Mandiri dan Nasionalis

- Retret sebagai ajang penguatan wawasan dan kolaborasi antardaerah Tomsi menjelaskan, materi retret akan mencakup pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala daerah, regulasi yang berlaku, serta kebijakan pemerintah.
- Setiap daerah saling terhubung Ia menambahkan, setiap daerah saling terhubung, baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. Kolaborasi antardaerah penting ketika terjadi kenaikan harga pada komoditas tertentu.
- Penanaman nilai nasionalisme Tomsi menegaskan, retret ini juga turut menyentuh aspek nasionalisme. Ia mengingatkan, setiap daerah harus menempatkan kepentingan
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, memimpin langsung apel penyambutan dan pelepasan kepala daerah yang mengikuti Retret Gelombang II di Plaza Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Minggu (22/5/2025). Usai apel, para peserta diberangkatkan menggunakan kereta cepat Whoosh menuju Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tempat kegiatan retret akan berlangsung.
Dalam amanatnya kepada para peserta retret yang mengenakan seragam PDL Praja, Tomsi menekankan jika kegiatan orientasi atau retret kepala daerah tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi juga menjadi wadah untuk membentuk kedisiplinan diri. Selama pelaksanaan retret, para kepala daerah dituntut untuk mengurus kebutuhan pribadinya secara mandiri sebagai bagian dari latihan disiplin kerja.
“Biasa sehari-hari ada yang nemenin, ada yang setrika, bersih-bersih sepatu, sekarang ngurus sendiri, sama seperti dulu lagi. Kemudian dimulai yang biasa bangun siang, sekarang bangun pagi. Olahraga biar sehat, itu juga untuk melatih supaya kita biasa rapat pagi. Kemudian dilanjutkan dengan materi,” ujar Tomsi.
1. Retret sebagai ajang penguatan wawasan dan kolaborasi antardaerah

Tomsi menjelaskan, materi retret akan mencakup pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala daerah, regulasi yang berlaku, serta kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan nasional. Selain itu, kegiatan retret ini menjadi momen yang tepat bagi para kepala daerah untuk membangun relasi, saling mengenal lebih dekat, dan berbagi informasi terkait kondisi serta praktik pemerintahan di daerah masing-masing.
“Diharapkan dapat menjadi suatu tim yang baik. Dan dalam pelaksanaannya bisa saling membantu untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berprinsip good governance. Dan tentunya kita ketahui bersama bahwa setiap kabupaten itu tidak bisa berdiri sendiri,” beber dia.
2. Setiap daerah saling terhubung

Ia menambahkan, setiap daerah saling terhubung, baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. Sebagai contoh, dalam upaya pengendalian inflasi, kolaborasi antardaerah penting ketika terjadi kenaikan harga pada komoditas tertentu.
“Kalau di sini ada cabai banyak, di sini cabai mahal, iya kan? Ini bisa saling berhubungan. Kenapa? Kita melayani masyarakat supaya masyarakat kita mendapatkan sembako dengan harga yang murah, dengan harga yang terjangkau,” kata Tomsi.
3. Penanaman nilai nasionalisme

Tomsi menegaskan, retret ini juga turut menyentuh aspek nasionalisme. Ia mengingatkan, setiap daerah harus menempatkan kepentingan nasional diatas kepentingan daerah masing-masing. Menurutnya, pemahaman semacam ini sangat penting agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dan dapat maju bersama.
“Ini juga tentunya harus dapat dipahami dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.