Pemerintah Nigeria Berhasil Bebaskan 100 Siswa Katolik yang Diculik

- Pemerintah Nigeria mengkonfirmasi pembebasan 100 siswa.
- Sebanyak 1.500 siswa telah diculik di Nigeria sejak 2014.
- Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengambil tindakan militer di Nigeria.
Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Nigeria telah mengamankan pembebasan 100 siswa yang diculik dari sebuah sekolah Katolik bulan lalu. Sumber dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan media lokal mengatakan bahwa anak-anak tersebut akan diserahkan kepada pejabat pemerintah daerah pada Senin (8/12/2025).
Menurut Asosiasi Kristen Nigeria (CAN), sebanyak 315 siswa dan staf diculik oleh kelompok bersenjata di sekolah asrama Katolik St Mary di Agwara, negara bagian Niger, pada 21 November. Sebanyak 50 siswa berhasil melarikan diri dua hari setelah penculikan.
“Mereka akan diserahkan kepada pemerintah negara bagian Niger besok,” kata sumber dari PBB pada Minggu (7/12/2025), tanpa menjelaskan apakah pembebasan tersebut dilakukan melalui negosiasi atau kekuatan militer. Selain itu, nasib 165 siswa dan staf lainnya yang diperkirakan masih ditahan masih belum jelas.
1. Pemerintah konfirmasi pembebasan tersebut
Pembebasan 100 anak tersebut juga telah dikonfirmasi oleh juru bicara kepresidenan, Sunday Dare. Pihak pengelola sekolah dan pemerintah negara bagian Niger pun menyambut kabar ini dengan gembira.
“Kami sudah berdoa dan menunggu kepulangan mereka, jika itu benar maka ini adalah kabar gembira. Namun, kami belum mengetahuinya secara resmi dan belum diberitahu oleh pemerintah federal," kata Daniel Atori, juru bicara Uskup Bulus Yohanna dari Keuskupan Kontagora yang mengelola sekolah tersebut, dikutip dari The Guardian.
Ia menambahkan bahwa pihaknya terus menantikan kabar mengenai pembebasan siswa dan staf lainnya yang masih ditahan.
2. 1.500 siswa telah diculik di Nigeria sejak 2014
Belum diketahui siapa dalang di balik penculikan di St. Mary. Namun, insiden ini menjadi salah satu kasus penculikan massal terburuk di Nigeria hingga saat ini.
Dilansir dari Sky News, sedikitnya 1.500 siswa telah diculik di negara tersebut sejak kelompok ekstremis Boko Haram menculik 276 siswi dari sekolah asrama di kota Chibok pada 2014 dalam insiden yang menarik perhatian internasional. Sebagian besar penculikan dilakukan demi mendapatkan uang tebusan.
'Krisis penculikan demi tebusan di Nigeria telah berkonsolidasi menjadi industri yang terstruktur yang beroritentasi mencari keuntungan, yang menghasilkan sekitar 1,66 juta dolar AS (sekitar Rp27,7 miliar) antara Juli 2024 dan Juni 2025," demikian laporan terbaru dari SBM Intelligence, sebuah lembaga konsultan yang berbasis di Lagos.
3. Presiden AS Donald Trump ancam ambil tindakan militer di Nigeria
Situasi keamanan Nigeria kembali menjadi sorotan ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim bahwa umat Kristen di negara Arika Barat tersebut menghadapi pembantaian, dan mengancam akan mengambil tindakan militer. Namun, pemerintah Nigeria menyatakan bahwa klaim tersebut merupakan gambaran yang keliru terhadap tantangan keamanan negaranya yang kompleks.
Dilansir dari France24, negara berpopulasi 230 juta jiwa yang memiliki keberagaman keyakinan ini telah dilanda berbagai konflik, termasuk bentrokan antara petani dan penggembala di wilayah tengah serta kekerasan separatis di bagian tenggara, yang telah menewaskan baik umat Kristen maupun Muslim.
Beberapa analis khawatir pernyataan terbaru Trump dapat memicu keberanian kelompok bersenjata, sementara yang lain menilai gelombang penculikan massal semacam ini sudah pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah lokal di negara bagian Borno, Nigeria timur, mengatakan bahwa kelompok bersenjata kemungkinan berusaha menahan para sandera sebagai tameng manusia jika AS benar-benar menindaklanjuti ancaman serangan udaranya. Dalam beberapa pekan terakhir, analis keamanan telah memantau penerbangan pengintaian AS di atas kawasan hutan yang menjadi basis kelompok jihadis di Nigeria utara.

















