Sambut Libur Nataru, 3 Kesiapan Taman Safari Bogor Layani Wisatawan

- Keselamatan pengunjung sebagai tanggung jawab moral
- Integrasi sistem kesiapsiagaan khusus periode Nataru
Bogor, IDN Times – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, memperketat standar keselamatan bagi para pengunjung yang diprediksi akan membeludak pada akhir tahun. Salah satunya adalah memperkuat fasilitas layanan darurat.
Demi meningkatkan kesiapsiagaan operasional, Taman Safari Bogor baru saja menerima satu unit ambulans dari PT Jasaraharja Putera. Kehadiran armada medis ini menjadi elemen kunci dalam manajemen risiko, mengingat arus pengunjung di musim liburan menuntut respons yang lebih cepat dan terintegrasi.
“Kami berharap keberadaan ambulans ini bisa meminimalisir serta sebagai bentuk antisipasi segala risiko yang bisa terjadi. Semoga ini dapat memberikan manfaat besar dalam meningkatkan layanan medis bagi para pengunjung,” ujar Direktur Pemasaran PT Jasaraharja Putera, Imam Hendrawan, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (25/12/2025).
1. Prioritaskan keselamatan sebagai tanggung jawab moral

Bagi pengelola Taman Safari, keselamatan pengunjung bukan sekadar urusan teknis di lapangan. Menghadapi dinamika Nataru yang punya tingkat risiko tinggi karena keramaian, aspek keamanan dipandang sebagai komitmen jangka panjang perusahaan.
“Bagi kami, keselamatan tidak hanya dipahami sebagai aspek teknis operasional, tetapi sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan komitmen jangka panjang terhadap pengunjung, karyawan, dan masyarakat sekitar,” kata Director of Operations Taman Safari Indonesia, Esther Manansang.
2. Integrasi sistem kesiapsiagaan khusus periode Nataru

Esther mengatakan, tidak hanya sekadar menambah unit kendaraan, hibah ambulans tersebut akan langsung diintegrasikan ke dalam sistem kesiapsiagaan Nataru TSI.
Langkah ini mencakup pengelolaan keramaian, kesiapsiagaan tim medis di titik-titik rawan, hingga koordinasi lintas pemangku kepentingan untuk memastikan pengalaman wisata tetap berkualitas meski sedang dalam masa kunjungan tinggi.
"Bukan hanya ambulans, tim medis dan koordinasi dengan pihak terkakit juga kami lakukan," kata dia.
3. Destinasi konservasi kelas dunia

Melalui penguatan layanan ini, kata Esther, Taman Safari Indonesia kembali menunjukkan profesionalismenya sebagai lembaga konservasi global yang mengelola ribuan satwa. Dengan lebih dari 673 spesies yang dirawat, TSI memastikan, tata kelola pariwisata yang berkelanjutan harus seimbang antara kenyamanan manusia dan kesejahteraan satwa.
Dia mengatakan, penguatan kesiapsiagaan ini mencerminkan komitmen TSI untuk menyeimbangkan aspek keselamatan dan kualitas layanan dalam pengelolaan destinasi wisata nasional.
"Kami selalu menyiapkan kesiapsiagaan kunjungan maupun satwa, fasilitas yang memadai serta aspek keselamatan," kata dia.

















