Satu Anak Meninggal, Depok Tunggu Kepastian Penyebab Gagal Ginjal Akut

Depok, IDN Times - Pemerintah Kota Depok masih menunggu kepastian penyebab gagal ginjal akut misterius dari obat sirop. Hal itu untuk memastikan dampak obat sirop yang diberikan kepada anak mengalami gagal ginjal akut.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengatakan obat sirop yang dikonsumsi anak sebagai obat dan memberikan efek gagal ginjal akut, masih dalam proses penelitian. Hal itu dilakukan untuk memastikan kebenaran gagal ginjal akut akibat mengonsumsi obat tersebut.
"Karena memang obat tersebut itu masih dalam proses, untuk mengantisipasi adanya kelanjutan dari korban ini, makanya sementara distop dulu," ujar Idris saat ditemui IDN Times, Minggu (23/10/2022).
1. Belum ada temuan gagal ginjal akut meninggal akibat obat sirop

Pemerintah Kota Depok belum menemukan balita atau anak mengalami gagal ginjal akut akibat menggunakan obat sirop untuk menurunkan panas di Depok. Namun, belum lama ini terdapat balita meninggal dunia akibat gagal ginjal akut usai menjalani perawatan di rumah sakit.
"Kalau meninggal akibat obat sirop belum ada temuan," ujar dia.
Idris menuturkan, Pemerintah Kota Depok ingin melakukan penarikan apabila gagal ginjal akut disebabkan obat sirop. Namun pada hakikatnya, penarikan obat tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Iya harus ada penarikan, namun kewenangannya nanti dari provinsi kalau pusat hanya memerintahkan," tutur dia.
2. Kota Depok tidak memiliki BPOM untuk menarik obat sirop

Idris mengungkapkan, Pemerintah Kota Depok tidak memiliki kewenangan melakukan penarikan obat sirop. Sebab, Kota Depok tidak memiliki Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Kalau kita akan melakukan penarikan jadi masalah, pengawasan obat-obatan itu dari provinsi," kata dia.
Rumah sakit telah memberikan imbauan dan memberikan contoh terkait penanganan terhadap anak yang demam. Rumah sakit memberikan contoh menurunkan panas pada anak tanpa menggunakan obat sirop.
"Mudah-mudahan bukan karena itu gagal ginjal akut disebabkan obat sirop," turur Idris.
3. Penurunan kesehatan akibat gagal ginjal akut dinilai cepat

Sebelumnya, Azqiara Anindita Nuha (3) meninggal dunia akibat gagal ginjal akut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sang ibunda, Soliha, mengatakan anaknya sempat mengalami panas dan pilek pada Jumat malam, 7 Oktober 2022. Qiara sempat mengonsumsi obat paracetamol dan pilek berupa sirop. Demamnya sempat menurun, tetapi ia kemudian muntah-muntah.
"Qiara sempat muntah hingga 15 kali, akhirnya saya bawa ke klinik keesokan harinya," ujar Soliha kepada IDN Times, Jumat, 21 Oktober 2022.
Kondisi Qiara tidak kunjung membaik, sehingga dibawa ke IGD Rumah Sakit Bunda pada Minggu, 9 Oktober 2022.
Setelah tubuh Qiara dicek secara menyeluruh, tim dokter menyampaikan Qiara mengalami gagal ginjal akut stadium tiga.
"Saya merasa hancur, setelah dilakukan pengecekan keluar hasil laboratorium, ternyata anak saya mengidap gagal ginjal akut,” ujar Soliha.
Qiara dibawa ke RSCM untuk mendapatkan penanganan lebih intensif untuk proses penyembuhan penyakitnya. Bahkan, proses penurunannya sangat cepat setelah divonis stadium tiga menjadi stadium enam.
Pada Minggu, 16 Oktober 2022 sekitar pukul 08.20 WIB, Qiara dinyatakan meninggal dunia. Soliha sempat menanyakan penyebab kematian putrinya ke rumah sakit, tetapi belum mendapatkan jawaban pasti dari RSCM.
“Sampai saat ini saya ingin tahu penyebab anak saya (meninggal) itu, belum ada jawabannya, karena bilangnya masih diteliti,” kata Soliha.
Soliha pun meminta pemerintah segera menemukan solusi terhadap penyakit gagal ginjal akut misterius yang dialami putrinya. Dia berharap pemerintah dapat menemukan obat penyakit misterius tersebut.
“Jangan sampai ada anak lain seperti anak saya,” ujar Soliha.