Sering Kritik, Megawati Tegaskan Tak Ada Masalah dengan Jokowi

- Megawati kritik kinerja pemerintah terkait utang negara Presiden Jokowi
- Megawati tegaskan tak ada masalah dengan Jokowi, yang dikritik adalah kinerja pemerintah dalam persoalan bangsa
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengatakan, dirinya tak ada masalah dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo meski sering memberikan kritik.
Mulanya, Megawati mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi terkait utang negara.
"Sekarang yang Sarjana Ekonomi angkat tangan, gak ada? Lho gak ada yo? Kalau sama dia sih saya sudah omongin melulu. Coba kalau hitung dengan real, tidak bohong, sekarang yang namanya utang negara tuh berapa?" ujar Megawati di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2024).
1. Megawati mengaku pernah dapat penghargaan karena lunasi utang IMF

Dalam kesempatan itu, Megawati mengaku pernah mendapat penghargaan dari dari CNBC Indonesia karena berhasil melunasi utang dari International Monetary Fund (IMF).
"Ini saya khawatir krisis ekonomi, kayak zaman saya nangani berhasil. Nanti kalau saya bilang gini, Ibu Megawati sombong, ya, memang berlebih, wong berhasil, gitu (tepuk tangan). Saya dapat award dari CNBC, ada kalau mau lihat ntar tak foto, karena katanya kenapa kok bisa pada waktu itu melunasi utang IMF?" ucap dia.
2. Megawati pertanyakan cara bayar utang negara di era Jokowi

Megawati kemudian mempertanyakan cara membayar utang negara pada era Jokowi sebesar Rp8.253 triliun. Menurutnya, bukan hal mudah untuk membayar utang sebesar itu.
"Iku berarti dalam jangka waktu berapa? Nah itu dia, aku lagi mikirin mana ini. Iyo, 20 tahun?" kata Megawati.
3. Megawati tegaskan tak ada masalah pribadi Jokowi

Lebih lanjut, Megawati menegaskan, dirinya tak ada masalah dengan Presiden Jokowi. Sebab, yang dikritik adalah kinerja pemerintah.
"Terus ini saya nanti kalau diomongin gitu, ‘Kbu Megawati sudah tidak ini dengan Pak Jokowi,' gak! Ini musti dia mikir juga, semua juga mikir gitu lho, karena ini persoalan bangsa, bukan persoalan seorang-seorang. Kayak Rp8 ribu triliun mau dibayar sama apa hayo? Rp8.500 triliun," imbuhnya.