Surat Al-Mu'minun Ayat 98-118 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Surat Al-Mu’minun adalah surat yang terdiri dari 118 ayat. Surat ini termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah. Surat Al-Mu’minun artinya adalah orang-orang yang beriman sehingga dalam surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat orang yang beriman yang dapat membawa kebahagiaan dalam dunia maupun akhirat.
1. Surat Al-Mu'minun ayat 98-118 beserta artinya

Berikut merupakan Al-Mu’minun ayat 98-118 dan terjemahannya:
وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
wa a'ụżu bika rabbi ay yaḥḍurụn
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.”
حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ
ḥattā iżā jā`a aḥadahumul-mautu qāla rabbirji'ụn
99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),
لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
la'allī a'malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā`iluhā, wa miw warā`ihim barzakhun ilā yaumi yub'aṡụn
100. agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.
فَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَآ اَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ وَّلَا يَتَسَاۤءَلُوْنَ
fa iżā nufikha fiṣ-ṣụri fa lā ansāba bainahum yauma`iżiw wa lā yatasā`alụn
101. Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
fa man ṡaqulat mawāzīnuhụ fa ulā`ika humul-mufliḥụn
102. Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
wa man khaffat mawāzīnuhụ fa ulā`ikallażīna khasirū anfusahum fī jahannama khālidụn
103. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam
تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ
talfaḥu wujụhahumun-nāru wa hum fīhā kāliḥụn
104. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat.
اَلَمْ تَكُنْ اٰيٰتِيْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُوْنَ
a lam takun āyātī tutlā 'alaikum fa kuntum bihā tukażżibụn
105. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu selalu mendustakannya?
قَالُوْا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَاۤلِّيْنَ
qālụ rabbanā galabat 'alainā syiqwatunā wa kunnā qauman ḍāllīn
106. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat.
رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْهَا فَاِنْ عُدْنَا فَاِنَّا ظٰلِمُوْنَ
rabbanā akhrijnā min-hā fa in 'udnā fa innā ẓālimụn
107. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”
قَالَ اخْسَـُٔوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ
qālakhsa`ụ fīhā wa lā tukallimụn
108. Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”
اِنَّهٗ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْ عِبَادِيْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ
innahụ kāna farīqum min 'ibādī yaqụlụna rabbanā āmannā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairur-rāḥimīn
109. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”
فَاتَّخَذْتُمُوْهُمْ سِخْرِيًّا حَتّٰٓى اَنْسَوْكُمْ ذِكْرِيْ وَكُنْتُمْ مِّنْهُمْ تَضْحَكُوْنَ
fattakhażtumụhum sikhriyyan ḥattā ansaukum żikrī wa kuntum min-hum taḍ-ḥakụn
110. Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu (selalu) menertawakan mereka,
اِنِّيْ جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوْٓاۙ اَنَّهُمْ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ
innī jazaituhumul-yauma bimā ṣabarū annahum humul-fā`izụn
111. sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
قٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى الْاَرْضِ عَدَدَ سِنِيْنَ
qāla kam labiṡtum fil-arḍi 'adada sinīn
112. Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـَٔلِ الْعَاۤدِّيْنَ
qālụ labiṡnā yauman au ba'ḍa yaumin fas`alil-'āddīn
113. Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.”
قٰلَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
qāla il labiṡtum illā qalīlal lau annakum kuntum ta'lamụn
114. Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.”
اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ
a fa ḥasibtum annamā khalaqnākum 'abaṡaw wa annakum ilainā lā turja'ụn
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
fa ta'ālallāhul-malikul-ḥaqq, lā ilāha illā huw, rabbul-'arsyil-karīm
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.
وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهٗ بِهٖۙ فَاِنَّمَا حِسَابُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ
wa may yad'u ma'allāhi ilāhan ākhara lā bur-hāna lahụ bihī fa innamā ḥisābuhụ 'inda rabbih, innahụ lā yufliḥul-kāfirụn
117. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.
وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ ࣖ
wa qur rabbigfir war-ḥam wa anta khairur-rāḥimīn
118. Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”
2. Kandungan surat Al-Mu'minun ayat 98-118

Surat Al-Mu’minun menjelaskan tentang orang-orang yang beriman. Dalam surat ini juga menjelaskan kepastian datangnya hari kebangkitan dan berbagai hal di hari kiamat. Maka dari itu, surat ini juga berisi perintah untuk menyembah hanya kepada Allah SWT saja.
Dalam surat ini juga disampaikan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main oleh Allah SWT. Sehingga, hendaklah kita selalu beriman kepada-Nya.
3. Keutamaan surat Al-Mu'minun

Terdapat beberapa keutamaan bila membaca surat Al-Mu'minun. Berikut beberapa diantaranya:
- Surat Al-Mu’minun memiliki keutamaan dapat tercapainya suatu kebahagiaan dan mampu membawa umatnya berada di surga Firdaus
Abi Abdullah berkata, "Barangsiapa yang membaca Surah Al-Mu'minun, maka Allah memberinya stempel kebahagiaan. Dan jika ia melanggengkan (istiqamah) membacanya di setiap hari Jumat, maka tempat tinggalnya adalah di dalam surga Firdaus yang luhur bersama para Nabi dan Rasul." (Tsawabul A'mal: 138)
- Keutamaan dari surat ini juga bisa membantu menjadi doa bagi orang-orang yang suka meminum-minuman keras
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menulisnya (Surah Al-Mu'minun) dan mengalungkannya kepada orang yang suka minum minuman keras (khamr), maka ia akan membenci minuman keras itu dan tidak akan mau mendekatinya lagi." (Tafsirul Burhan, Juz 5: 325)
- Sebagai wasilah untuk menenangkan hati
Membaca surat Al-Mu'minun dipercaya dapat menenangkan hati yang sedang gundah maupun gelisah. Caranya yaitu dengan membaca ayat 97 sampai 98 secara istikamah.
- Sebagai obat bagi orang yang kerasukan Jin jahat
Saat ada orang yang kerasukan, maka bacalah surat Al-Mu'minun ayat 115 pada segelas air. Kemudian, minumkan air tersebut kepada orang yang kerasukan. Insya Allah, orang tersebut akan terbebas dari jin.
Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-Mu'minun ayat 98 sampai 118. Semoga dengan membacanya, kita bisa selalu mengingat kebesaran dan kuasa dari Allah SWT. Amin.