Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teater Maut di Bandung, KPAI Sesalkan Adanya Adegan Kekerasan

KPAi dan KPPA datangi pondok pesantren Az-Zayadiyy, Sabtu (21/9/2024). (Dok/Istimewa)
Intinya sih...
  • Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan teater maut di SMK Padalarang yang menyebabkan siswi meninggal karena tertusuk gunting dalam adegan kekerasan.
  • KPAI menegaskan bahwa pentas seni yang melibatkan anak seharusnya tidak berisi nuansa adegan kekerasan karena dapat memengaruhi anak dan menormalisasi kekerasan.
  • Satreskrim Polres Cimahi mengungkap hasil penyelidikan peristiwa teater maut yang berawal dari latihan ujian praktik dengan tema 'Kenakalan Remaja' yang menggunakan properti asli berupa gunting.

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan mengapa pihak SMK di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat memperbolehkan adegan kekerasan dalam pentas seni di sekolah tersebut. Sebab, pentas seni ini berubah menjadi teater maut usai satu orang siswi berinisial MRD meninggal pada Kamis (20/2/2025) karena tertusuk gunting untuk mendukung peran yang digunakannya.

"Kenapa sekolah tidak menyaring teks (pentas seni). Karena kalau memperagakan kekerasan, itu tidak boleh," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini di Jakarta, dikutip Jumat (28/2/2025)>

1. Pentas seni untuk anak seharusnya tak berisi nuansa adegan kekerasan

Ilustrasi kekerasan pada anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Dia menjelaskan, pentas seni yang melibatkan anak seharusnya tak berisi nuansa adegan kekerasan. Hal ini bisa berdampak pada anak dan seperti menormalisasi adanya kekerasan.

"Misal ada adegan pukul-pukulan, itu tidak boleh. Pertama, karena anak bisa mencontoh. Kedua, seperti melegalkan. Ketiga, ya kalau dipukul bohongan, kalau dipukul sungguhan bagaimana?," katanya.

2. Berawal dari teater ujian praktik sekolah bertemakan 'Kenakalan Remaja'

Pertunjukan teater: Passompe’ --Perjalanan Melintas Batas Kesedihan--

Dalam kasus ini, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cimahi mengungkap hasil penyelidikan peristiwa teater maut. Proses penyelidikan melibatkan pemeriksaan terhadap 18 orang saksi mulai dari guru hingga teman-teman korban.

Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengatakan, insiden ini berawal dari korban yang mengikuti latihan teater untuk ujian praktik sekolah dengan tema ‘Kenakalan Remaja.' Korban berperan sebagai siswi yang sedang hamil.

"Di mana kejadian itu pelaksanaan ujian praktik berupa seni drama tari dan musik yang pada saat itu korban bersama teman-temannya itu membawakan drama terkait dengan pentas seni judulnya 'Kenakalan Remaja'," kata Tri dalam konferensi pers di Mapolres Cimahi, Kamis (27/2/2025).

3. Properti jarum diganti dengan gunting, ditusuk kencang ke dada

Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam kegiatan praktik tersebut, korban menggunakan properti asli berupa gunting yang diduga kuat menjadi penyebab korban terluka hingga mengakibatkan meninggal dunia. Dia mengenakan balon di perutnya dan saat latihan menggunakan jarum agar balon pecah, namun saat dipraktikkan balon tidak pecah, maka saat gladi resik teater, akhirnya diganti dengan gunting, dan berhasil menghantam balon di bagian perut. Namun pada saat menusukan ke dada, balon sempat tidak pecah, akhirnya ditusuk secara kencang dan berakhir mencelakakan korban.

"Pada saat menusukan ke perutnya, ya itu memang pecah tapi pada saat ke dada sebelah kiri tidak pecah. Akhirnya korban berusaha untuk menusukan kembali. Nah, di situlah kecelakaan itu terjadi," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us