Puan Sebut Gerilya di Pilkada Jateng Meski Tak Nyalon, Sindir Siapa?

Puan tetap turun ke bawah, bahkan saat Pilkada Jateng

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku tidak pernah mendapatkan karpet merah meski ia adalah putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, ia tetap turun ke bawah, bahkan saat Pilkada Jawa Tengah berlangsung.

“Saya tetep pergi turun ke bawah. Bahkan setiap Pilkada Jawa Tengah, 35 kabupaten/kota saya datangi. Udah kayak saya yang mau nyalon pilkada,” kata Puan saat memberikan arahan kepada tiga pilar PDIP, di Manado, Senin (7/6/2021).

Baca Juga: Puan Maharani Klaim Tak Pernah Paksa Megawati Ambil Keputusan

1. Puan ikut kampanye di Jawa Tengah karena basis suara PDIP

Puan Sebut Gerilya di Pilkada Jateng Meski Tak Nyalon, Sindir Siapa?Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Manado (dok. PDIP)

Kemudian, Puan menyampaikan bahwa dia melakukan kampanye ke berbagai tempat saat Pilkada Jawa Tengah berlangsung. Sebab, Jawa Tengah merupakan basis suara PDIP.

“Karena apapun Jawa Tengah itu basis PDIP. Kandangnya banteng ini harus kita jaga,” jelas Puan.

2. Puan sebut PDIP dulu masih merangkak dibanding sekarang

Puan Sebut Gerilya di Pilkada Jateng Meski Tak Nyalon, Sindir Siapa?ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Puan mengaku perjuangan sebagai calon legislatif (caleg) pada zaman dahulu lebih berat dibandingkan saat ini. Karena dulu, kata Puan, PDIP masih merangkak dan mengurus partai.

“Gak kayak sekarang kan solid. Begitu instruksi turun dari atas, kita semua kerja udah tahu gimana mekanismenya,” ucap dia.

Baca Juga: Survei: Puan Maharani Cawapres Terkuat, di Atas Sandiaga Uno dan AHY

3. Puan pastikan tak pernah paksa Megawati dalam mengambil keputusan

Puan Sebut Gerilya di Pilkada Jateng Meski Tak Nyalon, Sindir Siapa?ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Selain itu, mantan Menko PMK ini mengaku tidak pernah memaksa sang ibu, Megawati, dalam mengambil keputusan terkait partai. Menurutnya, urusan partai adalah keputusan Megawati.

“Kalau saya diminta masukan, saya akan beri masukan. Tetapi, keputusan tetap Ibu Ketum. Mau nangis-menangis juga 'kenapa sih mama, kenapa pilihnya itu', gak. Saya tetap, ya sudah. Kalau memang keputusannya seperti ini, saya ikut,” ujar Puan.

Sebaliknya, Puan mengaku belajar banyak dari kepemimpinan Megawati. “Dan sampai akhirnya saya belajar banyak bahwa pemimpin itu harus di lapangan. Pemimpin itu harus bersama dengan rakyatnya, dan gak bisa cuma karpet merah karena ketum,” jelas Puan.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya