Termasuk KRI Nanggala-402, Ini Catatan Kecelakaan Alutsista RI 

DPR RI mengkritisi masalah peremajaan alutsista Indonesia

Jakarta, IDN Times - Insiden hilang kontaknya kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402 menambah catatan kelam bagi kekuatan militer Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI Hillary Lasut mengungkapkan sebelum adanya insiden hilangnya KRI Nanggala-402 ini, sudah ada kejadian-kejadian kecelakaan alutsista Indonesia.

"Setelah sebelumnya sering terjadi kecelakaan, mulai dari pesawat tempur hingga pesawat atau helikopter angkut pada beberapa tahun terakhir. Kini negara kembali dihebohkan dengan hilangnya salah satu alat utama pertahanan negara yaitu KRI Nanggala-402," ujar Hillary dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (22/4/2021).

Lalu, apa saja kecelakaan-kecelakaan alutsista yang pernah terjadi di Indonesia? 

1. Catatan kecelakaan alutsista Indonesia

Termasuk KRI Nanggala-402, Ini Catatan Kecelakaan Alutsista RI Ilustrasi Alutsista (Website/kostrad.mil.id)

Hillary pun memaparkan kecelakaan alutsista yang pernah terjadi di Indonesia berdasarkan catatannya. Pada tahun lalu, tercatat ada dua kecelakaan. Pertama, pesawat latih tempur Hawk 100/200 jatuh di Kabupaten Kampar, Riau, Juni 2020. Lalu, Helikopter angkut MI-17 milik TNI AD jatuh di Kendal, Jawa Tengah, Oktober 2020.

Pada 2015 juga tercatat ada dua kecelakaan. Pada 15 Maret 2015, The Jupiters Aerobatic Team (JAT) TNI AU mengalami kecelakaan di Langkawi, Malaysia. Lalu, pesawat Hercules C-130 jatuh dan terbakar di permukiman penduduk di Jl Jamin Ginting, Medan, Selasa 30 Juni 2015.

Pada 2012, pesawat TNI AU Fokker 27 jatuh di sekitar kompleks perumahan Rajawali, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 

Pada 2009, ada empat kecelakaan. Pesawat Fokker 27 milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pesawat TNI Hercules C 130 jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, heli Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor, dan heli TNI AD jenis Bolkow BO105 dengan no HS7112 yang jatuh di Kampung Cibuni, Rawa Beber, Pagelaran, Cianjur.

Setahun sebelumnya, ada tiga kecelakaan. Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, pada 2008. Ada pula helikopter milik TNI Angkatan Udara jatuh di sebuah tambak di Dukuh Pilangsari, Desa Pengaradan, Kecamatan Tanjung, Brebes, pada tahun yang sama.

Selain itu, helikopter latih milik TNI Angkatan Udara (AU) jenis helikopter Bell 4747-B jenis Soloy H-4712 jatuh di areal perkebunan tebu Cibeureum Barat, Kampung Cinangka, Desa Wanasari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada 2008.

Baca Juga: Komisi I DPR Ungkap Kondisi Pengadaan Alutsista di RI Seperti Ini

Termasuk KRI Nanggala-402, Ini Catatan Kecelakaan Alutsista RI Infografis Daftar Insiden Terkait Alutsista RI. (IDN Times/Aditya Pratama)

2. DPR minta pemerintah pertimbangkan anggaran pemeliharaan saat membeli alutsista

Termasuk KRI Nanggala-402, Ini Catatan Kecelakaan Alutsista RI Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, Hillary juga mengungkapkan tentang kondisi alutsista Indonesia. Dia mengatakan, ketika pemerintah membeli dan melakukan pengadaan alutsista, ternyata tidak disertai dengan reparasi atau garansi free servisnya. Sehingga, pemerintah harus menambah anggaran untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista pertahanan tersebut.

"Karena di Indonesia, penganggaran untuk pemeliharaan itu dibedakan modulnya. Akhirnya selama ini pengadaan hanya dilakukan untuk barangnya saja dan unitnya saja, tidak bersamaan dengan pemeliharaannya. Sehingga buat saya sangat disarankan sekali (pengadaan unit beserta pemeliharaan)," kata Hillary.

Melihat insiden hilangnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402, Hillary berharap, hal itu menjadi evaluasi untuk pemerintah, khususnya bagi anggaran pertahanan. Dia mengatakan, peristiwa ini bisa mendorong Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membuat kebijakan yang win-win solution soal anggaran pertahanan.

"Bagaimana penganggarannya, bagaimana pertanggungjawabannya yang bisa sekaligus melindungi dan memberikan jaminan keselamatan terbaik buat alat-alat tempur, buat para pengendara, buat para operator dari pesawat dan kapal-kapal perang yang RI adakan dan beli," jelas Hillary.

Selain itu, Hillary meminta kepada pemerintah agar ke depannya dibuat satu kebijakan ketika membeli alutsista yakni harus disertai dengan jaminan servisnya, sehingga insiden KRI Nanggala-402 tidak terulang lagi.

"Dan kita melihat tahun ini sudah sangat banyak kecelakaan yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan aset-aset TNI, dan bagi saya sangat disayangkan. Harusnya kita melihat bahwa harus ada perubahan, harus ada tindakan-tindakan revolusioner yang merestorasi cara kita berpikir dan cara kita melakukan pemeliharaan terhadap aset-aset negara," tutur Hillary.

3. Menhan Prabowo wacanakan modernisasi alutsista

Termasuk KRI Nanggala-402, Ini Catatan Kecelakaan Alutsista RI ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Menyoal kebijakan alutsista tersebut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan akan melakukan modernisasi pada alutsista Indonesia. Hal itu dilakukannya berkaca pada insiden hilangnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402 di perairan Bali.

"Kita sedang dalam rangka akan laksanakan modernisasi alutsista tiga angkatan (AD, AL, AU) dan kita akan lakukan dengan suatu upaya komprehensif dan upaya yang seefisiensi mungkin," kata Prabowo dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Puspen TNI, Kamis (22/4/2021).

Insiden KRI Nanggala-402 ini, kata Prabowo, menggambarkan bahwa pertahanan negara adalah suatu pekerjaan yang rumit. Menurutnya, pertahanan negara memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan berbahaya.

"Hampir semua kegiatan pertahanan negara di laut, darat, udara mengandung 3 unsur itu. Satu, kegiatan yang rumit, butuh teknologi tinggi. Profesionalitas juga tinggi daripada awak-awaknya dan mengandung unsur bahaya yang tinggi," tutur Prabowo.

Maka dari itu, menurutnya, Presiden Jokowi sendiri telah memerintahkan kepadanya dan Panglima TNI untuk menyusun master plan terkait pertahanan negara. Dia menyebut saat ini dirinya dan Panglima TNi tengah merumuskan pengelolaan pengadaan alutsista Indonesia.

"Tapi kita memang perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita memang karena keterpaksaan, karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, kita belum modernisasi lebih cepat. Tapi sekarang ini mendesak, kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi," ucap Prabowo.

"Saya yakin dalam waktu dekat, perlengkapan bisa kita modernisasi untuk 3 matra. Saya garis bawahi perjuangan anak-anak kita untuk menjaga kedaulatan negara sangat penuh tantangan. Setiap hari mereka hadapi bahaya. Kita berdoa bahwa anak-anal kita bisa kita temui," tambah dia.

Baca Juga: Ada Insiden KRI Nanggala-402, Prabowo Wacanakan Modernisasi Alutsista

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya