Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Adukan Hoaks Ratna Sarumpaet ke Bawaslu

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jakarta, IDN Times - Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang diwakili Direktur Hukum dan Advokasi TKN KIK, Irfan Pulungan melaporkan kasus penyebaran hoaks kasus Ratna Sarumpaet, ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pengaduan ini ditujukan bukan merujuk pada pihak tertentu, melainkan peristiwa itu sendiri.

"Jadi kehadiran kami ini salah satunya adalah menindaklanjuti atas peristiwa dugaan penganiayaan yang terjadi dua hari lalu. Kehadiran kami ini menjadi resmi, sebab memang wakil dari TKN, dan kita ingin sampaikan pengaduan kepada Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu," ujar Irfan di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (4/10).

Sebelumnya, kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden telah menyatakan kesepakatan bersama, melakukan kampanye damai di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 23 September 2018.

1. Tim kampanye Jokowi-Ma'ruf meminta Bawaslu lebih cermat mengawasi pemilu

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Irfan mengatakan alasan mengadu ke Bawaslu, karena penyelenggara pemilu tersebut berfungsi sebagai pengawas pemilu, termasuk dalam menekan adanya hoaks yang bertebaran di masa kampanye. 

"Nah, antihoaks ini yang perlu kami tekankan kepada masyarakat dan rekan media. Di mana kita tahu bersama ternyata dugaan tindakan penganiayaan ini menjadi sebuah berita gak benar," kata dia.

IDN Times/Sukma Shakti
IDN Times/Sukma Shakti

2. Merasa dirugikan atas perspektif negatif yang diciptakan

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Adanya hoaks dari salah satu tim pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menimbulkan kerugian bagi lawan politiknya, Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin. Terutama pada perspektif negatif yang disebarluaskan ke masyarakat, yang ternyata adalah kebohongan publik.

"Bagi kami, kami merasa dirugikan karena ada persepsi negatif, dan ada juga persepsi dari sebagian orang bahwa (ini) dapat menyudutkan paslon nomor 01, atau pendukung paslon nomor 01 ini," kata Irfan.

3. Tidak ada verifikasi informasi yang benar

Instagram/@rsarumpaet
Instagram/@rsarumpaet

Irfan juga menyayangkan sikap dari paslon nomor urut 02, yang tidak memverifikasi terlebih dahulu tentang kebenaran penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Sehingga persepsi masyarakat sempat terbangun, adanya dugaan oknum pelaku penganiayaan terhadap Sarumpaet.

"Sosok capres nomor urut 02 yang kami hargai dan hormati ternyata gak melakukan crosscheck, tidak tabayun, tidak cek ricek kepada permasalahan itu. Kami lihat ada spare waktu yang lama. Kenapa dia gak fungsikan aparatnya untuk meng-crosscheck peristiwa ini?" tanya dia. 

Semoga kasus Ratna Sarumpaet dapat diselesaikan dengan tuntas ya guys.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us