Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UN Women: Berinvestasi pada Kesetaraan Gender Bisa Tingkatkan PDB

Press Briefing UN Indonesia di Kantor UN Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times -  Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pemberdayaan perempuan, UN Women, mengungkapkan pentingnya berinvestasi pada kesetaraan gender bagi perempuan. Hal ini bermanfaat untuk kemajuan negara.

"Manfaat berinvestasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak hanya dinikmati oleh perempuan saja, tetapi juga masyarakat," ujar Kepala Program UN Women Indonesia Dwi Faiz, dalam media briefing memperingati Hari Perempuan Internasional di Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

Maret adalah hari perempuan internasional yang diperingati dengan menyuarakan kondisi perempuan di dunia, termasuk soal kesetaraannya. Peringatan ini jatuh pada 8 Maret.

1. Kurangi kesenjangan gender bisa tingkatkan PDB

Press Briefing UN Indonesia di Kantor UN Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Studi PBB mengungkapkan, butuh 300 tahun untuk mencapai kesetaraan gender di seluruh dunia jika keadaannya seperti sekarang.

Padahal mengurangi kesenjangan gender di sektor pekerjaan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita hingga 20 persen. 

2. Kurangnya pendanaan untuk mencapai kesetaraan gender

Ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Dwi menjelaskan, salah satu tantangan dalam mencapai kesetaraan gender pada 2030 adalah kurangnya pendanaan bagi upaya itu. Diperlukan tambahan dana sebesar 360 miliar dolar AS per tahun untuk mencapai kesetaraan gender. Jumlah ini setara dengan Rp5.616 triliun.

Selain itu, berinvestasi dalam layanan perawatan dan pekerjaan yang layak bagi perempuan, berpotensi ciptakan 300 juta lapangan pekerjaan pada 2035.

3. Tantangan dalam upaya pemberdayaan perempuan di UMKM

UMKM di Kalbar memamerkan hasil karyanya. (IDN Times/Teri).

Dwi menyoroti berbagai tantangan dalam upaya pemberdayaan perempuan yang terlibat dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Perempuan wirausaha menghadapi beberapa tantangan serius. Tantangan pertama adalah akses keuangan, mencakup eksklusi sosial, kurangnya pengalaman dalam perbankan formal, serta kesulitan dalam mengajukan pinjaman karena minim literasi keuangan.

Kemudian berfokus pada inklusi digital. Dukungan diperlukan dalam memahami dan mendigitalisasi proses bisnis, serta meningkatkan literasi digital yang sesuai dengan kompetensi dan kedewasaan usaha, termasuk keamanan siber.

4. Kerja rumah tangga masih dibebankan pada perempuan

Wisatawan berbelanja di warung UMKM di objek wisata Taman Lele Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Selain itu, akses pasar juga menjadi hambatan dengan minimnya informasi pasar yang mengakibatkan terbatasnya inovasi dan kemampuan mengembangkan strategi, serta kesulitan memasuki platform e-commerce. Kemudian adanya tantangan norma sosial.

“Minimnya mentor, kerja rumah tangga dan perawatan yang masih dibebankan kepada perempuan,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us