[UPDATE] Jumlah Korban Kapal Karam Angkut WNI ke Malaysia Jadi 21 Jiwa

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat insiden terbaliknya kapal yang diduga mengangkut Pekerja Migran Indonesia (PMI) bertambah dua orang. Berdasarkan data resmi dari Kementerian Luar Negeri, maka total korban tewas akibat insiden yang terjadi pada 15 Desember 2021 itu menjadi 21 jiwa.
"Dalam operasi pencarian yang dilakukan pada hari ini, tim SAR kembali menemukan satu jenazah. Jasad ditemukan oleh nelayan di Tanjung Batu Layar Kota Tinggi, Johor. Berdasarkan identitas KTP yang berada di dompet, jenazah berinisial H dan berasal dari Lombok Timur," ungkap Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, melalui keterangan tertulis, Jumat (17/12/2021).
Sementara, korban meninggal lainnya merupakan satu WNI yang sebelumnya ditemukan dalam kondisi selamat. Tetapi, ia meninggal pada siang tadi di Rumah Sakit Kota Tinggi, usai melewati kondisi kritis. Judha mengatakan WNI yang meninggal itu berjenis kelamin laki-laki dan berasal dari Jawa Barat.
"Dengan demikian, korban yang meninggal seluruhnya mencapai 21 orang. Terdiri dari 15 laki-laki dan 6 perempuan. Semua jenazah sekarang disemayamkan di Hospital Sultan Ismail Johor Baru," kata diplomat senior itu.
Judha menambahkan tim perlindungan WNI di KJRI Johor Baru telah melakukan verifikasi kelima jenazah. KJRI kemudian menghubungi keluarga untuk membantu penanganan dan pemulangan jenazah.
Selain itu, sebanyak 13 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Menurut informasi dari Judha, peristiwa ini adalah insiden kedua yang terjadi selama Desember 2021.
Mengapa peristiwa serupa kembali terulang?
1. Sebanyak 13 WNI berhasil ditemukan dalam kondisi selamat

Judha juga menyebut ada 13 WNI lainnya yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Mereka telah ditemui tim perlindungan dari KJRI Johor Bahru untuk memastikan keadaan dan memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, dan kekonsuleran. KJRI juga terus berkomunikasi dengan imigrasi Negeri Jiran agar bisa memulangkan WNI tersebut.
Judha mengatakan saat ini pihak imigrasi Malaysia masih meminta keterangan kepada 13 WNI itu. "Status ke-13 WNI itu masih dalam penyelidikan otoritas Malaysia. Kami masih menunggu hasil penyelidikan tersebut. KJRI siap memberikan pendampingan hukum," ujar Judha kepada IDN Times melalui pesan pendek, Kamis, 16 Desember 2021.
Judha juga memastikan perahu kecil itu biasa membawa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Ia mengatakan belum diketahui dari mana titik keberangkatan kapal di Indonesia menuju ke Johor.
Kapal tersebut ditemukan karam sekitar 0,3 NM, sebelah tenggara Tanjung Balau Kota Tinggi, Johor. "Kecelakaan diduga karena cuaca buruk di sekitar lokasi kejadian," ujar dia.
Judha pun mengaku belum mengetahui pasti jumlah penumpang yang diangkut di dalam kapal tersebut.
2. Otoritas setempat menduga satu korban selamat adalah tekong

Berdasarkan keterangan yang dikutip dari kepolisian Malaysia, satu di antara korban yang selamat adalah pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau yang disebut sebagai tekong.
Individu tersebut akan mengurus keberangkatan secara ilegal dengan menggunakan kapal kecil menuju ke Negeri Jiran. Titik keberangkatan yang dituju biasanya melalui Batam menuju ke Johor Bahru.
Direktur PWNI, Judha Nugraha, menyebut tes swab PCR sudah dilakukan terhadap 13 WNI yang selamat. Mereka semua dinyatakan negatif COVID-19.
Hingga saat ini otoritas di Malaysia masih mencari 25 orang yang belum diketahui keberadaannya. Sempat muncul informasi, di dalam kapal itu memuat hingga 60 orang.
3. Upaya pencarian PMI ilegal melibatkan unsur tim SAR dari Indonesia dan Malaysia

Sementara, menurut informasi dari Badan Keamanan Laut (Bakamla), upaya pencarian terhadap korban lainnya akan dilanjutkan pada Sabtu, 18 Desember 2021. Operasi pencarian dihentikan hari ini karena cuaca kurang baik. Bakamla melaporkan di sekitar perairan Johor dan Indonesia ketinggian ombak berkisar 0,5 meter hingga 1,25 meter.
Operasi pencarian terhadap PMI ilegal turut melibatkan otoritas dari Indonesia dan Malaysia. Mereka melibatkan personel Bakamla, TNI AL, TNI AD, Polair Polda Kepri, Polair Bintan hingga angkatan bersenjata Malaysia.
Bahkan, otoritas Negeri Jiran turut mengerahkan sejumlah alutsista mulai dari pesawat AW 139, pesawat M-17-IV hingga kapal KM Tegas.