Usai Dilanda Gempa M 7,4, Kabupaten Selayar Berstatus Tanggap Darurat

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan memutuskan menerapkan status tanggap darurat usai daerahnya digoyang gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4. Akibat gempa bumi yang berpusat 112 kilometer dari Larantuka itu, menyebabkan satu warga mengalami luka berat di Selayar.
"Status tanggap darurat keluar melalui surat dengan nomor 576/XII/Tahun 2021. Status itu berlangsung selama 14 hari, mulai tanggal 14 - 27 Desember 2021," ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis pada Rabu (15/12/2021).
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar, per hari ini, selain luka berat, ada lima warga yang mengalami luka ringan. Sementara, kerusakan di sektor perumahan mencapai 345 unit.
"Sebanyak 134 rumah mengalami rusak berat. Sedangkan, sisa 211 unit lainnya mengalami kerusakan ringan," kata dia.
Selain itu, gempa yang terjadi pada Selasa, 14 Desember 2021 pukul 10:20 WIB turut merusak sejumlah fasilitas umum, antara lain tiga unit sekolah, dua unit masjid yang rusak berat, satu rumah dinas kepala desa rusak berat, satu pelabuhan rakyat, satu balai warga dan dua gudang rusak ringan.
Lalu, di mana saja warga setempat mengungsi untuk sementara waktu? Apakah gelombang tsunami benar-benar menghempas area yang terdampak seperti prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)?
1. 3.900 warga mengungsi di 17 titik pengungsian

Data dari BNPB menyebut sebanyak 3.900 jiwa saat ini mengungsi di 17 titik pengungsian. Mereka tersebar di area Mintu’u ada di enam titik dengan jumlah (2.000 jiwa), Lambego enam titik (900 jiwa), Larawu tiga titik (500 jiwa), Puncak Majapahit 1 titik (250 jiwa), Langundi 1 titik (50 jiwa). BPBD, kata Abdul masih melakukan pendataan bagi warga yang mengungsi di 30 titik di Kecamatan Pasimaranu.
"BPBD Provinsi Sulawesi Selatan telah memberikan dukungan dan bantuan logistik kepada warga Kabupaten Selayar," kata Abdul.
2. BNPB belum terima laporan adanya korban meninggal akibat gempa bumi M 7,4

Abdul mengatakan gempa yang terjadi pada Selasa kemarin terasa di tiga wilayah sekaligus yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. "BPBD di ketiga wilayah tersebut menginformasikan masyarakatnya merasakan guncangan dengan intensitas lemah hingga kuat," ungkap Abdul.
Ia menambahkan berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB per hari ini, pukul 12.30 WIB, belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Sementara, BPBD Kabupaten Sikka melaporkan sebanyak 26 warganya mengungsi di aula rumah jabatan Bupati Sikka. Sedangkan, BPBD di wilayah lain masih melakukan pendataan di lapangan.
3. BMKG cabut peringatan tsunami pada Selasa pukul 13.24 WITA

Sebelumnya, BMKG memberikan peringatan bahwa akan ada tsunami usai gempa bumi menggoyang tiga provinsi di Indonesia. Tetapi, peringatan tsunami itu dicabut oleh BMKG pada 13:24 WITA.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan peringatan tsunami dicabut dua jam pascaperingatan dini. Ia menyebut tak ada tsunami sejak pengumuman disampaikan pada 11.30 WITA.
"Kejadian tadi 11.30 WITA dan sekarang sudah 2 jam dari kejadian, pukul 13.24 WITA dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi, maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," kata Dwikorita dalam jumpa pers daring, Selasa, 14 Desember 2021.
BMKG kemudian meminta pemerintah daerah segera mengumumkan pencabutan peringatan tsunami. Pemda juga diminta untuk mengimbau masyarakat kembali ke tempat masing-masing.