Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Viral, Lumba-lumba Mati Mengenaskan di Atas Tumpukan Sampah

Lumba-Lumba Air Tawar (Irrawaddy Dolphin) Mati di antara tumpukan sampah di Bangka Selatan. (instagram.com/ikhwan_padhil)

Jakarta, IDN Times -- Sebuah video yang memperlihatkan seekor lumba-lumba terdampar di atas tumpukan sampah plastik di tepi Pantai Laut Toboali Bangka Selatan viral. Dalam rekaman video yang diunggah oleh akun instagram @ikhwan_padhil, lumba-lumba ditemukan dalam keadaan sudah mati di tengah tumpukan limbah sampah.

 "Sisi Gelap!!! Lalu siapa yang bertanggung jawab akan hal ini? Siapa yang harus disalahkan, lalu salah siapa? Seekor lumba-lumba air tawar atau irrawady dolphin (koreksi jika salah) mati ditemukan di pinggir pantai PENUH SAMPAH dalam keadaan hampir membusuk," tulis akun instagram @ikhwan_padhil dikutip Kamis (18/5/2023).

1. Lumba-lumba yang terancam punah

Ilustrasi lumba-Lumba Air Tawar (Irrawaddy Dolphin) Mati di antara tumpukan sampah di Bangka Selatan. (instagram.com/ikhwan_padhil)

Ikhwan memaparkan hewan tersebut merupakan salah satu yang terancam punah dan sulit ditemukan di perairan saat ini.

"Hewan ini termasuk dalam status critically endangered (kritis atau terancam punah) yang mana secara populasi sudah sangat sulit ditemukan," imbuhnya.

2. Ekor lumba-lumba terpotong

ilustrasi lumba-lumba jantan dan lumba-lumba betina (unsplash.com/Talia Cohen)

Saat dikonfirmasi IDN Times, Ikhwan mengaku bukan orang pertama yang menemukan lumba-lumba air tawar, namun temannya. Menurutnya, saat ditemukan kondisi lumba-lumba tersebut sangat mengenaskan.

"Dia ditemukan sudah dalam keadaan mati, sirip dan ekor sudah terpotong," ujarnya.

3. Penyebab kematian kemungkinan pencemaran lingkungan

Ilustrasi pantai (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Meski demikian, Ikhwan tidak mengetahui penyebab kematian, namun kemungkinan besar karena lingkungan yang sudah tercemar apalagi tepi sungai tersebut sudah dipenuhi sampah plastik. Saat ini, mayat lumba-lumba itu sudah ditangani oleh BSDA setempat. 

"Penyebab kematian kami tidak berani berspekulasi, hanya saja kemungkinan besar bisa jadi terjebak di jaring nelayan atau lingkungan yang tercemar," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
Dini Suciatiningrum
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us