Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Viral Pria Ngaku Jadi Joki Vaksin Sampai 16 Kali, Kemenkes Buka Suara

ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan video viral seorang pria asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan yang mengaku sudah divaksinasi sebanyak 16 kali saat ini masih didalami pihak Dinas Kesehatan setempat.

Jika pengakuan pria bernama Abdul Rahim ini benar, Nadia menyesalkan adanya joki vaksin di tengah upaya pemerintah menggencarkan vaksinasi COVID-19.

"Ingat kelebihan dosis mungkin bisa menimbulkan efek samping, jadi lebih baik mencegah," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (22/12/2021).

1. Vaksinasi untuk keselamatan diri sendiri

Juru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Nadia mengimbau agar masyarakat tidak perlu menghindari vaksinasi COVID-19, sebab vaksinasi untuk keselamatan diri sendiri.

"Juga jangan ada warga yang menjadi joki (vaksin) karena akan menimbulkan efek samping yang bisa muncul serta memengaruhi kesehatan kita," imbau Nadia.

2. Pria ngaku joki vaksin dapat upah Rp800 ribu

Tangkapan layar rekaman video warga Pinrang, Sulsel mengaku disuntik vaksin belasan kali/Istimewa

Sebelumnya sebuah video seorang pria asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan bernama Abdul Rahim ini viral di media sosial. Sebab, pria tersebut mengaku sudah divaksinasi sebanyak 16 kali.

Dia mengatakan apa yang dia lakukan untuk menggantikan orang lain alias joki vaksinasi, dengan bayaran ratusan ribu rupiah.

"Saya Abdul Rahim, saya telah melakukan vaksinasi 14 orang, pengganti vaksinasi. Adapun suntikan yang saya disuntikan 16 kali. Upah yang diberikan pada saya itu antara Rp100 ribu sampai Rp800 ribu," kata Rahim dalam video berdurasi 31 detik tersebut.

3. Dinkes masih selidiki kebenaran video tersebut

ilustrasi viral (IDN Times/Aditya Pratama)

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang, Dyah Puspita Dewi mengatakan, akan menyelidiki pengakuan dalam rekaman video. "Pengakuannya kan harus dibuktikan dulu kebenarannya," kata Puspita dalam keterangan tertulisnya saat dikonfirmasi, Selasa (21/12/2021).

Puspita menjelaskan, tahap vaksinasi yang berjalan selama ini cukup ketat. Peserta vaksin mesti menyediakan kelengkapan dokumen administrasi.

"Kalau dari puskesmas kan prosedurnya semua yang mendaftar dengan KTP atau KK kemudian diskrining, bisa vaksin, ya divaksin," jelas dia.

4. Dinkes libatkan dokter periksa kejiwaan Abdul Rahim

ilustrasi vaksin LSD. (IDN Times/Aditya Pratama)

Puspita bilang, sebagai langkah awal, pihaknya juga sementara berkoordinasi dengan pihak keluarga Abdul Rahim. Pria itu merupakan warga Kecamatan Mattiro Bulu. "Ini menurut keluarganya memang orang yang ada (dugaan) gangguan jiwanya," ujarnya kembali.

Soal dugaan gangguan kejiwaan, lanjut Puspita, juga akan diselidiki. "Kalau kejiwaannya ya pasti juga nanti dilibatkan dokter pemeriksa apakah betul seperti pernyataan keluarganya. Dan kalau tidak ada gangguan jiwa selanjutnya orang yang menitipkan KTP-nya kan harus juga dicari tahu," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us