Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Virus Corona Akan Berakhir Musim Kemarau? Begini Penjelasan Ahli

Peta penyebaran virus corona per 27 Februari (www.theguardian.com)

Jakarta, IDN Times - Ahli virus yang juga sekaligus Direktur Center for Infectious Disease Disamics Dynamics di Pennsylvania State University Elizabeth McGraw mengatakan, sebaran virus corona atau Covid-19 akan segera berakhir saat memasuki musim kemarau.

Elizabeth menyebut, sebaran flu dan demam yang mirip seperti gejala virus corona paling banyak terjadi saat musim dingin.

1. Musim kemarau membuat tetesan ludah sulit menyebarkan virus

Simulasi penanganan pasien virus corona di RSUP dr Kariadi Semarang. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Dikutip halaman Time melalui kantor berita Antara, Minggu (1/3), alasan menurunnya angka flu dan demam saat musim kemarau, karena cuaca yang hangat dan lembap dapat membuat droplet atau tetesan ludah sulit menyebarkan virus.

"Tetesan yang membawa virus tidak tetap berada di udara lembap selama dan suhu yang lebih hangat, menyebabkan degradasi virus yang lebih cepat," kata Elizabeth.

2. Ahli virus dari berbagai negara mengimbau agar tetap waspada, dan tidak mempercayai pernyataan tersebut

Gejala orang yang terkena virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, sejumlah ahli virus lain tidak mempercayai begitu saja pernyataan Elizabeth.

Seperti ahli virus dari Centers for Disease Control and Prevention dr Nancy Messionnier mengingatkan, agar tidak menganggap jumlah kasus akan menurun saat musim kemarau tiba.

"Saya pikir terlalu dini untuk menganggap itu. Kami belum pernah melewati satu tahun pun dengan patogen ini," ujar Nancy.

3. Banyak faktor yang menyebabkan virus corona berhenti, tidak hanya cuaca

Seorang wanita Iran memakai masker pelindung untuk mencegah tertular virus corona, saat berjalan di jalan di Tehran, Iran, pada 25 Februari 2020. (ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Nazanin Tabatabaee via REUTERS)

Namun, Elizabeth juga menyebutkan banyak faktor yang menentukan virus corona akan berakhir, tidak hanya musim kemarau.

“Tingkat penyebaran virus, efektivitas praktik pengendalian infeksi, cuaca dan kekebalan manusia kemungkinan besar semua akan memainkan peran," tutur dia.

4. Virus SARS dan MERS tidak berhenti ketika musim kemarau tiba

Peta penyebaran virus corona hingga Kamis (27/2). (CSSE John Hopkins University)

Sedangkan ahli virus dari University of Hongkong Nicholls mengatakan, virus SARS dan MERS tetap hidup meskipun musim kemarau tiba.

Selain itu, kata dia, karena Covid-19 sangat baru, maka tidak ada kekebalan alami dalam populasi.

"Wabah virus corona masa lalu, SARS dan MERS, belum benar-benar menunjukkan bukti yang jelas terjadi musiman. Wabah SARS memang berakhir pada Juli, tetapi tidak jelas, apakah karena cuaca. MERS tidak menunjukkan tanda-tanda musiman," kata Nicholls.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us