SIPN 2023, Akademisi UGM Ingatkan Pentingnya Digitalisasi Naskah Kuno

Digitalisasi naskah kuno sebagai upaya pelestarian

Jakarta, IDN Times - Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) bersama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) menggelar Simposium Internasional ke-19.

Dalam acara yang berlangsung pada 7 hingga 9 Agustus 2023 itu, mereka sepakat menekankan pentingnya digitalisasi naskah kuno dan manuskrip nusantara. Cara itu bisa menjadi upaya melestarikan budaya warisan leluhur.

Baca Juga: Mensesneg Soroti Teknologi untuk Analisis Naskah Kuno di SIPN 2023

1. Akademisi UGM ingatkan pentingnya digitalisasi naskah kuno

SIPN 2023, Akademisi UGM Ingatkan Pentingnya Digitalisasi Naskah KunoMasyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) bersama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) menggelar Simposium Internasional ke-19 (dok. Istimewa)

Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Setiadi berharap simposium ini bisa menghasilkan pemikiran strategis bagi pengembangan kajian naskah.

“Kami berharap, kegiatan ini menghasilkan aksi-aksi nyata untuk semakin mengkontekstualisasikan isi naskah-naskah kuno Nusantara dalam upaya berkontribusi bagi penguatan identitas dan budaya Nusantara, termasuk melalui upaya digitalisasi,” tutur dia dalam keterangannya, Kamis (10/8/2023).

Melalui digitalisasi, keterbacaan naskah kuno dan manuskrip bisa meminimalkan risiko kerusakan. Mengingat perawatannya yang sangat sulit.

Di samping itu, digitalisasi naskah juga memudahkan publik mengakses manuskrip, membaca, melakukan transliterasi, dan melakukan penelitian terhadap berbagai manuskrip.

Selain itu, berbagai komunitas, aktivis, serta lembaga yang aktif dalam pernaskahan mengupayakan dilakukannya cultural broker, penggunaan platform YouTube hingga situs penyedia naskah digital.

Mereka juga sepakat mengalihkan wahana naskah menjadi komik hingga penggunaan Artificial Intelligence (AI) ChatGPT.

"Memudahkan akses dan keterbacaan naskah baik bagi para peneliti maupun masyarakat umum," ujar Setiadi.

Baca Juga: Kemendikbud Ajak Generasi Muda Lestarikan Wayang Orang

2. Digitalisasi naskah kuno sebagai bentuk pelestarian warisan leluhur

SIPN 2023, Akademisi UGM Ingatkan Pentingnya Digitalisasi Naskah KunoIlustrasi naskah kuno (Museum Nasional)

Sementara itu, Ketua Manassa Komisariat Yogyakarta, Sudibyo menilai sudah saatnya para peneliti dan filolog di Tanah Air berkembang.

“Filolog-filolog Indonesia perlu melibatkan diri dalam berbagai diskursus yang menuntut kontribusi nyata. Sifat wordy dari sebuah teks kajian tidak hanya menuntut ditempatkan dalam konteks berbagai peristiwa yang menyebabkan kehadirannya,” ungkap pria yang juga merupakan Ketua Departemen Bahasa dan Sastra FIB UGM.

Senada dengan Sudibyo, Ketua SIPN XIX 2023 yang juga merupakan Ketua Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa), Arsanti Wulandari menekankan peran penting digitalisasi yang harus terus didorong dalam upaya pelestarian naskah dan akses publik.

“Akses yang semakin terbuka menjadi kunci gerbang informasi. Kami berharap, simposium ini juga menjadi sarana untuk memperkuat nilai keindonesiaan dengan melihat konteks teks naskah dari berbagai daerah di Nusantara,” tambahnya.

Selain digitalisasi naskah kuno dan manuskrip, mereka juga membahas adanya Fenomena Silang Budaya dalam Naskah Nusantara, Reportase dan Hoaks dalam Naskah Nusantara, Naskah Nusantara dan Industri Kreatif, dan topik lain seputar pernaskahan yang relevan dengan masa kini.

Baca Juga: BTS Dikorupsi, Menkeu: Anggaran Digitalisasi Tidak Pernah Dipotong

3. Pemerintah dukung digitalisasi naskah kuno

SIPN 2023, Akademisi UGM Ingatkan Pentingnya Digitalisasi Naskah KunoMensesneg Pratikno. (IDN Times/Larasati Rey)

Sebelumnya, dalam sambutan pembukaan acara, Menteri Sekretariat Negara RI yang juga merupakan Ketua Majelis Wali Amanat UGM, Pratikno menyampaikan pidato berjudul Indonesia untuk Semua.

Pada kesempatan itu, Pratikno menyampaikan wajah Indonesia sangat luas dan terdiri dari kepulauan. Tentu letak geografis itu menghasilkan berbagai etnis yang berbeda dan mewariskan pengetahuan yang beragam melalui naskah, cerita rakyat. Pratikno menyoroti bagaimana kehadiran teknologi canggih dioptimalkan untuk keperluan kajian naskah kuno.

“Teknologi digital hari ini berkembang dengan begitu pesatnya. Jika sebelumnya, kita hanya terbatas pada mendigitalkan atau mengotomasi suatu dokumen, hari ini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), augmented reality (AR), dan sebagainya, dapat membantu pekerjaan analisis dan kreatif. Sebagai contoh, AR memungkinkan manuskrip dan naskah-naskah kuno menjadi lebih mudah diakses dan dapat dipelajari dengan cara yang fun atau menyenangkan bagi siapa saja,” ujar dia melalui sebuah video.

Pria yang menjabat sebagai Rektor UGM 2012 sampai 2017 ini lantas mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan melestarikan budaya bangsa Indonesia melalui naskah kuno.

“Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan terima kasih untuk upaya menyelamatkan naskah-naskah kuno dan melestarikan budaya kita yang begitu kaya, peninggalan nenek moyang kita,” sambung dia.

Adapun, acara itu digelar sebagai upaya memperkuat identitas nasional dan meningkatkan literasi kebudayaan di Indonesia. Bertemakan “Penguatan Keindonesiaan Melalui Kajian Naskah Nusantara”, simposium ini berlangsung pad 7 hingga 9 Agustus 2023 di FIB UGM, Yogyakarta.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya