19 Orang Tewas dalam Protes Gen Z di Nepal

- Bentrokan pecah di kompleks parlemen, ribuan orang menerobos barikade polisi hingga masuk ke kompleks parlemen.
- Amnesty International menyoroti dugaan penggunaan peluru tajam oleh aparat yang menimbulkan korban jiwa signifikan.
- Perdana Menteri KP Sharma Oli menyatakan duka atas jatuhnya korban dan berjanji membentuk komite penyelidikan serta memberikan santunan kepada keluarga korban tewas dan perawatan gratis bagi yang terluka.
Jakarta, IDN Times – Nepal diguncang protes massal yang berujung bentrokan berdarah pada Senin (8/9/2025). Aksi yang melibatkan ribuan anak muda ini menewaskan setidaknya 19 orang dan melukai lebih dari 200 orang.
Protes yang awalnya dipicu larangan penggunaan media sosial berkembang menjadi gelombang unjuk rasa menentang korupsi dan memburuknya kondisi ekonomi. Demonstran, sebagian besar dari generasi muda yang disebut Gen Z, menilai pemerintah gagal memenuhi tuntutan rakyat.
“Kami sedang memprotes korupsi yang telah dilembagakan di Nepal,” kata Yujan Rajbhandari (24), seorang mahasiswa yang ikut aksi, dikutip dari The Guardian, Selasa (9/9/2025).
1. Bentrokan pecah di kompleks parlemen

Di ibu kota Kathmandu, ribuan orang menerobos barikade polisi hingga masuk ke kompleks parlemen. Massa bahkan membakar sebuah ambulans di tengah kericuhan.
Aparat keamanan merespons dengan menembakkan meriam air, peluru karet, dan memukuli demonstran dengan pentungan. Militer Nepal akhirnya ikut dikerahkan, sementara pemerintah memberlakukan jam malam di ibu kota.
Kerusuhan juga merebak ke sejumlah kota lain di Nepal dengan pola bentrokan serupa.
2. Amnesty soroti dugaan penggunaan peluru tajam

Amnesty International menyoroti dugaan aparat menggunakan peluru tajam untuk membubarkan massa. Organisasi HAM itu menilai tindakan tersebut telah menimbulkan korban jiwa yang signifikan.
“Penegak hukum hanya boleh menggunakan kekuatan jika benar-benar diperlukan dan harus sepenuhnya proporsional dengan tujuan yang sah,” kata Amnesty dalam pernyataannya.
Polisi Nepal sendiri mengonfirmasi sedikitnya 19 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
3. Pemerintah janji selidiki

Perdana Menteri KP Sharma Oli menyatakan, duka atas jatuhnya korban dan menyalahkan adanya infiltrasi dari kepentingan egois yang memperkeruh situasi. Ia berjanji membentuk komite penyelidikan serta memberikan santunan kepada keluarga korban tewas dan perawatan gratis bagi yang terluka.
Namun, di tengah desakan publik, Menteri Dalam Negeri Nepal memilih mengundurkan diri pada Senin malam sebagai bentuk tanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa.