Adang Migran, Peru Kirim Ratusan Tentara ke Perbatasan Chile

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Peru, pada Jumat (28/4/2023), mengirim ratusan personel militer ke perbatasan Chile. Operasi ini bertujuan mengadang gelombang migran ilegal asal Venezuela dan Haiti yang hendak masuk untuk kembali pulang ke negara asalnya.
Sejak 2021, ribuan migran ilegal asal Venezuela datang ke Chile untuk mengadu nasib di tengah buruknya situasi ekonomi akibat pandemik COVID-19. Kedatangan migran mendapat penolakan dari warga lokal lantaran menganggap akan menaikkan angka kriminalitas.
1. Chaves sebut pengiriman tentara untuk amankan migran
Menteri Pertahanan Peru, Jorge Chaves, menyebut pengiriman tentara Peru ke perbatasan Chile ini bukan dimaksudkan untuk militerisasi. Ia menekankan bahwa ini bertujuan untuk proses penjagaan kedatangan migran.
"Sudah dikatakan bahwa keberadaan pasukan bersenjata berarti adanya militerisasi area tersebut. Saya yang memerintahkan semuanya dan sudah mengabarkan ini kepada militer Chile," papar Chaves, dilansir La Prensa Latina.
"Semua migran berinteraksi dengan polisi dan petugas imigrasi. Sedangkan tentara hanya ditugaskan untuk memonitor perbatasan dari jarak 100 meter sesuai dengan perjanjian antara Peru dan Chile," sambungnya.
Ia menambahkan, jajarannya masih mencari mekanisme terbaik untuk menjamin keamanan warga yang berada di dalam situasi yang tidak diinginkan.
2. Peru larang masuknya migran tanpa dokumen resmi
Menteri Dalam Negeri Peru, Vicente Romero, menyebut bahwa sekitar 390 aparat kepolisian sudah tiba di perbatasan. Ditambah dengan lebih dari 300 tentara yang datang dari berbagai wilayah untuk melancarkan misi pengawasan.
"Kami tidak akan membiarkan masuknya migran ilegal, atau adanya serangan kepada aparat kepolisian," tutur Romero, dikutip Reuters.
Pada pekan ini, pemerintah Peru sudah mendeklarasikan situasi darurat di area perbatasan Chile. Pihaknya juga sudah menggodok operasi gabungan antara militer dan kepolisian untuk menghentikan gelombang migran dan memperkatat kebijakan imigrasi.
Pemerintah juga sudah memberikan peringatan kepada siapapun yang masuk ke Peru tanpa izin resmi dan tidak memiliki dokumen lengkap akan diusir.
3. Chile akan bantu kepulangan migran ke negara asalnya
Monsalve mengatakan, jajarannya akan mendirikan pusat registrasi di perbatasan untuk mendokumentasikan migran yang ingin meninggalkan Chile. Mereka akan diregistrasi dengan fingerprint, pengenal wajah, dan nama.
Monsalve mengatakan bahwa Chile ingin memulangkan para migran untuk kembali ke negara asalnya. Namun, ia juga ingin memastikan orang yang telah melakukan tindak kriminalitas tidak meninggalkan Chile.
Dilansir Associated Press, Presiden Kongres Chile, Vlado Mirosevic, juga sudah mengusulkan pendirian koridor kemanusiaan untuk membantu migran pulang ke negara asalnya. Namun, ia tidak memberikan informasi detail koridor tersebut.
Migran yang hendak kembali ke Venezuela diketahui terjebak di perbatasan Chile-Peru dan terpaksa mendirikan tenda seadanya di Chacalluta. Mereka bahkan tidak memiliki akses air dan kebutuhan dasar lainnya selama menunggu masuk ke Peru.