Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aktivis Palestina Mohsen Mahdawi Dibebaskan dari Tahanan AS

protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)
Intinya sih...
  • Mohsen Mahdawi, mahasiswa dan aktivis Palestina, dibebaskan dari tahanan imigrasi AS setelah hakim federal memerintahkan pembebasannya.
  • Mahdawi ditahan saat menghadiri wawancara naturalisasi pada 14 April 2025 karena mengkritik perang Israel di Gaza.
  • Putusan hakim memungkinkan Mahdawi tinggal di Vermont dan melakukan perjalanan ke New York untuk kuliah serta bertemu pengacaranya.

Jakarta, IDN Times - Mohsen Mahdawi, seorang mahasiswa Universitas Columbia dan aktivis Palestina, akhirnya keluar dari tahanan imigrasi Amerika Serikat (AS) setelah hakim federal memerintahkan pembebasannya pada Rabu (30/4/2025).

Mahdawi, yang memiliki status penduduk tetap AS atau "green card", ditahan oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (Ice) saat menghadiri wawancara naturalisasi pada 14 April 2025. Pria berusia 34 tahun itu merupakan salah satu dari beberapa mahasiswa internasional yang ditahan dan diperintahkan untuk dideportasi oleh pemerintah AS karena mengkritik perang Israel di Gaza.

“Dua minggu penahanan sejauh ini menunjukkan kerugian besar terhadap seseorang yang tidak didakwa melakukan kejahatan apa pun. Tuan Mahdawi, saya akan memerintahkan pembebasan Anda," kata Hakim Distrik Vermont, Geoffrey Crawford, menurut laporan ABC News. 

1. Secercah harapan terhadap sistem peradilan di Amerika

Putusan tersebut memungkinkan Mahdawi untuk tetap tinggal di Vermont dan melakukan perjalanan ke New York untuk kuliah dan bertemu dengan pengacaranya. Kasusnya di pengadilan federal akan tetap berjalan bersamaan dengan proses imigrasi yang terpisah.

Setelah dibebaskan, Mahdawi menyapa para pendukungnya di luar gedung pengadilan dan mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka. 

“Bagi siapa pun yang meragukan keadilan, ini adalah secercah harapan dan keyakinan terhadap sistem peradilan di Amerika," kata Mahdawi dalam pidato singkatnya.

"Kita menyaksikan perjuangan untuk keadilan di Amerika, yang berarti demokrasi sejati, dan perjuangan untuk keadilan bagi rakyat Palestina, yang berarti bahwa kedua pembebasan tersebut saling berhubungan, karena tidak ada satupun dari kita yang bebas kecuali kita semua sudah bebas," ungkapnya.

2. Kemenangan bagi orang-orang yang memperjuangkan kebebasan berpendapat

Shezza Abboushi Dallal, salah satu pengacara Mahdawi, mengatakan bahwa putusan ini merupakan kemenangan bagi Mahdawi sekaligus bagi semua orang di AS yang peduli dengan hak mereka untuk menyuarakan pendapat atas isu-isu moral.

“Kami akan melanjutkan perjuangan hukum kami untuk Mohsen sampai hak konstitusionalnya sepenuhnya ditegakkan,” ujar Abboushi Dallal.

Ia menambahkan bahwa Mahdawi ditahan secara tidak sah sebagai pembalasan atas pidatonya yang membela nasib warga Palestina. Tindakan tersebut dianggap sebagai bagian dari kebijakan pemerintah yang bertujuan membungkam upaya untuk mengadvokasi hak asasi warga Palestina.

Menanggapi pembebasan tersebut, Tricia McLaughlin, asisten sekretaris di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, menyatakan bahwa tidak ada satu pun hakim yang akan menghalangi upaya Pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memperbaiki hukum imigrasi di AS.

“Ketika Anda mengadvokasi kekerasan, mengagung-agungkan dan mendukung teroris yang menyukai pembunuhan terhadap orang Amerika dan melecehkan orang Yahudi, hak istimewa itu harus dicabut dan Anda tidak boleh berada di negara ini,. Kami memiliki hukum, fakta, dan akal sehat di pihak kami," tulisnya di X, dikutip dari BBC.

3. Beberapa politisi terkemuka berikan dukungan terhadap Mahdawi

David Myers, seorang profesor sejarah Yahudi di Universitas California, Los Angeles, yang terlibat dalam upaya dialog Israel-Palestina bersama Mahdawi, mengaku sangat gembira atas pembebasan temannya. Menurutnya, penahanan aktivis tersebut merupakan kegagalan besar dalam keadilan.

“Mohsen adalah contoh yang sangat jelas, mengingat komitmennya yang luar biasa terhadap nonkekerasan, dialog antarperbedaan, dan pengakuan atas kemanusiaan semua orang. Jika menjadi sebuah kejahatan untuk mewujudkan nilai-nilai seperti itu, maka fondasi demokrasi di Amerika Serikat telah runtuh total," katanya melalui email, dilansir dari The Guardian.

Pekan ini, senat Vermont memberikan suara untuk mengecam cara dan kondisi penahanan Mahdawi serta menyerukan pembebasannya segera. Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat, bersama dengan Senator Bernie Sanders, juga menggelar aksi di luar Departemen Luar Negeri untuk mendukungnya.

“Dia telah menggunakan suaranya untuk mengadvokasi perdamaian, keadilan dan martabat bagi warga Palestina dan Israel. Tindakan ini tidak hanya kejam dan tidak manusiawi, yang terpenting, tindakan ini ilegal dan inkonstitusional," kata Sanders.

Mahdawi lahir dan dibesarkan di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat. Ia pindah ke AS lebih dari satu dekade yang lalu dan mulai kuliah di Universitas Columbia pada 2021. Menurut pengacaranya, sebagai mahasiswa, Mahdawi secara terbuka mengkritik kampanye militer Israel di Gaza dan mengorganisir protes di kampus Columbia hingga Maret 2024. Setelah itu, ia mundur dan tidak lagi terlibat dalam pengorganisasian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us