Anak-anak di Amerika Serikat Bukan Prioritas Vaksin COVID-19

Jakarta, IDN Times - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (Center for Disease Control and Prevention/CDC) tidak merekomendasikan anak-anak masuk dalam kelompok prioritas vaksin COVID-19. Sekalipun produksi vaksin tahap awal melebihi jumlah kebutuhan, anak-anak mungkin baru disuntik vaksin pada produksi tahap berikutnya.
Dilansir dari laman resmi CDC pada Kamis (15/10/2020), hal itu disebabkan uji klinis vaksin corona hanya melibatkan orang dewasa dan perempuan yang tidak hamil. Subjek uji direncanakan lebih variatif, termasuk anak-anak, pada gelombang berikutnya. Namun, CDC tidak memastikan kapan rencana itu akan dieksekusi.
1. Belum ada produsen vaksin yang melibatkan anak-anak

Sejumlah perusahaan produsen vaksin di Negeri Paman Sam diketahui sedang menjalani uji klinis fase akhir.
Dilansir dari Independent, AstraZeneca sebagai salah satu produsen vaksin menyampaikan, pengujian terhadap anak-anak rentang usia 5-12 tahun akan dilakukan pada fase percobaan kedua. Perusahaan lainnya, Moderna, baru melibatkan anak-anak paling cepat akhir tahun ini.
Adapun Pfizer hanya akan mendaftarkan anak-anak yang sudah berusia 12 tahun.
2. Pemerintahan Trump berjanji sediakan vaksin corona secepat dan semurah mungkin

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menargetkan vaksin corona diproduksi massal sebelum pemilihan umum 3 November 2020 atau akhir tahun ini. Sekurangnya, 7,9 juta warga AS telah terinfeksi COVID-19 dan lebih dari 213 ribu berujung kematian.
CDC berkomitmen untuk menyediakan vaksin secepat dan semurah mungkin. “Biaya tidak akan menjadi halangan, bahkan untuk warga Amerika tanpa asuransi,” demikian tertuang dalam laman CDC.
“Rencananya adalah menyuntikkan vaksin kepada ribuan orang secepat mungkin, sehingga tidak ada lagi orang yang bepergian tanpa divaksinasi, lokasinya bisa di mana saja, di klinik, toko farmasi, rumah sakit, atau pusat kesehatan,” tambah CDC.
3. Ketersediaan vaksin corona bagi anak-anak belum bisa diprediksi

CDC belum bisa memastikan kapan vaksin bagi anak-anak tersedia. Apalagi anak-anak tidak masuk dalam empat prioritas distribusi vaksin, yang mencakup petugas kesehatan, orang tua dengan penyakit komorbid, guru, dan pegawai tunawisma serta narapidana dan petugas di penjara.
Di samping itu, sejumlah produsen vaksin harus berhenti sementara waktu menyusul laporan tentang “penyakit yang tidak dapat dijelaskan” di antara subjek uji. Salah satunya adalah Johnson & Johnson yang menghentikan uji klinis fase ketiga pada Senin (12/10/2020).
Bulan lalu, AstraZaneca juga sempat menghentikan uji klinis fase ketiga karena sejumlah subjek uji mengalami peradangan tulang.
Pada Selasa (13/10/2020), perusahaan famasi Eli Lilly juga mengumumkan penangguhan uji coba vaksin karena sejumlah pertimbangan.
“Keselamatan adalah hal terpenting bagi Lilly. Kami menyadari bahwa, karena sangat berhati-hati, dewan pemantau keamanan data independen (DSMB) ACTIV-3 telah merekomendasikan jeda dalam pendaftaran,” katanya.