Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Armenia Tolak Tuduhan Rusia soal Sabotase Upaya Perdamaian

ilustrasi bendera Armenia (unsplash.com/@edgar_t)
ilustrasi bendera Armenia (unsplash.com/@edgar_t)
Intinya sih...
  • Pemerintah Armenia menolak tuduhan sabotase perdamaian dengan Azerbaijan yang disampaikan oleh Rusia setelah kunjungan Presiden Putin ke Baku.
  • Juru bicara Kemlu Armenia menekankan penjagaan wilayahnya bagi kendaraan dari Azerbaijan dan meminta Rusia tidak menggangu negosiasi perdamaian yang diinisiasi Barat.
  • Rusia mengklaim Amerika Serikat berusaha merusak stabilitas kawasan Kaukasus Selatan dengan mendekati Armenia, sementara kepala Kemlu Rusia menyebut tidak ada alternatif selain CSTO dan Rusia sebagai penjamin stabilitas Armenia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Armenia, pada Rabu (20/8/2024), menolak tuduhan Rusia bahwa negaranya melakukan sabotase upaya perdamaian dengan Azerbaijan. Tudingan tersebut disampaikan setelah kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Baku. 

Pernyataan ini menambah panjang perselisihan antara Armenia-Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Rusia juga mengklaim Amerika Serikat (AS) berusaha merusak stabilitas kawasan Kaukasus Selatan dengan mendekati Armenia. 

1. Minta Rusia tidak ganggu dialog perdamaian yang diusung Barat

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Armenia Ani Badalian menampik pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan mempertanyakan mengenai keterlibatan konstruktif Rusia dalam negosiasi perdamaian Armenia-Azerbaijan. 

"Kami tidak percaya dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh Kemlu Rusia. Armenia bukanlah satu pihak yang mendukung persetujuan lainnya dan maka dari itu, kami tentu saja tidak dapat menyabotase itu," tuturnya, dikutip RFE/RL.

Ia menekankan bahwa Armenia saat ini menerapkan penjagaan seluruh wilayahnya bagi kendaraan dari Azerbaijan ke Nakhichevan atau sebaliknya. Ia meminta Rusia agar tidak menggangu negosiasi perdamaian yang diinisiasi Barat. 

"Kami mendesak Moskow tidak manyabotase proyek besar yang diprakarsai oleh Barat dan upaya secara luas untuk mengakhiri konflik Armenia-Azerbaijan dengan sejumlah pernyataan yang tidak netral," tambahnya. 

2. Lavrov menolak penutupan akses transportasi di Provinsi Syunik

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (twitter.com/mfa_russia)
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (twitter.com/mfa_russia)

Sehari sebelumnya, Lavrov mengatakan bahwa Armenia yang menyabotase perjanjian perdamaian dengan Azerbaijan yang diusung Rusia pada 2020. Yerevan dituding melarang masuknya kendaraan dari Azerbaijan ke Nakhichevan secara bebas. 

"Mengenai rute transportasi melewati Provinsi Syunik, Armenia, sebenarnya pemerintah Armenia yang menyabotase kesepakatan yang ditandatangani sendiri oleh Perdana Menteri Nikol Pashinyan. Ini sangat sulit dipahami bagaimana arti dari posisi ini," tutur Lavrov, dikutip News AM

Namun, Lavrov tidak mengomentari mengenai kesepakatan itu soal Azerbaijan yang seharusnya menghentikan operasi militer dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh dan koridor Lachin. 

Padahal, pasukan penjaga perdamaian Rusia diklaim tidak mengintervensi blokade dari Azerbaijan di koridor tersebut pada November 2022. Termasuk tidak mengintervensi dalam operasi militer skala besar pada September 2023 di Nagorno-Karabakh. 

3. Rusia klaim tidak ada alternatif selain CSTO dan UEE bagi Armenia

tampak depan gedung Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow (twitter.com/mfa_russia)
tampak depan gedung Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow (twitter.com/mfa_russia)

Kepala Kemlu Rusia untuk urusan negara eks Uni Soviet, Mikael Agasandian mengungkapkan Barat tidak akan menawarkan alternatif keamanan dan pembangunan ekonomi yang memadahi bagi Armenia. 

"Tidak ada alternatif selain CSTO dan Rusia sebagai penjamin stabilitas Armenia. Dalam langkah ini, pintu masih terbuka bagi Armenia untuk kembali bekerja sama penuh dalam CSTO dan kewajiban dalam organisasi masih belum berubah," tuturnya. 

"Anda tidak harus menjadi pakar ekonomi dan politik untuk melihat ini semua. Uni Ekonomi Eurasia (UEE) sangat menguntungkan bagi Yerevan dan ini organisasi ini sudah menyumbang pertumbuhan ekonomi besar di Armenia," sambungnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us