AS Veto Keanggotaan Palestina di PBB, Israel Girang

- Dewan Keamanan PBB gagal adopsi resolusi keanggotaan tetap Palestina di PBB
- AS mengeluarkan veto, Inggris dan Swiss pilih abstain dalam pemungutan suara
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyatakan kegembiraannya lantaran Amerika Serikat (AS) mengeluarkan veto dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Kamis (18/4/2024).
“Sangat menyedihkan bagi 12 anggota DK PBB yang setuju atas resolusi ini karena suara Anda hanya akan semakin menguatkan penolakan atas Palestina dan membuat perdamaian menjadi hampir mustahil,” kata Erdan, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (19/4/2024).
Palestina saat ini berstatus negara pengamat nonanggota yang diberikan oleh Majelis Umum PBB pada 2012 lalu. Namun, permintaan Palestina untuk menjadi anggota tetap PBB ini harus disetujui DK PBB dan harus disetujui oleh setidaknya dua pertiga dari anggota Majelis Umum PBB.
1. AS veto resolusi, Inggris dan Swiss pilih abstain
Dewan Keamanan PBB gagal mengadopsi resolusi soal keanggotaan tetap Palestina di PBB. Pemungutan suara di DK PBB yang digelar Kamis malam, diveto lagi oleh AS.
Untuk mencapai resolusi ini, setidaknya 9 suara dibutuhkan dan tidak ada veto dari negara Anggota Tetap DK PBB, yaitu AS, China, Prancis, Rusia atau Inggris.
Dalam pemungutan suara ini, 12 negara mendukung, dua negara abstain yaitu Inggris dan Swiss serta satu negara menolak yaitu AS.
2. AS mendukung two state solution
Sementara itu, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menegaskan, AS mendukung solusi dua negara atau two state solution. Pemungutan suara di PBB ini seharusnya tidak terjadi.
“Soal negara Palestina harusnya dirundingkan langsung antarpihak. Bukan pemungutan suara,” kata Wood.
3. Aljazair berpendapat diterimanya Palestina jadi anggota PBB akan memudahkan perdamaian

Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengaku kecewa dengan veto AS. Ia mengatakan, diterimanya Palestina menjadi anggota tetap PBB seharusnya bakal memperkuat solusi dua negara atau two state solution, bukan melemahkan mekanisme tersebut.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam keras veto AS di pemungutan suara DK PBB tersebut. Abbas menyebut veto AS tidak adil, tidak etis, dan tidak dapat dibenarkan.
Hal yang sama juga ditegaskan oleh Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour. Ia bersikeras bahwa Palestina akan terus berupaya untuk menjadi anggota tetap PBB.