ASEAN Perlu Sinkronisasi Politik dan Ekonomi yang Lebih Kuat

- Timor Leste resmi bergabung menjadi anggota ke-11 ASEAN
- ASEAN didorong lebih efektif hadapi tantangan global
- Indonesia usulkan pertemuan lintas pilar digelar rutin
Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap hasil dan dokumen yang akan disahkan dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Malaysia yang dinilai efektif dan inklusif selama masa keketuaan ASEAN pada 2025.
"Indonesia menyampaikan penghargaan mendalam kepada Malaysia atas kepemimpinannya yang sangat baik dalam mengarahkan jalannya pertemuan ASEAN tahun ini," ujar Sugiono dalam sesi pleno persiapan KTT ASEAN, Senin (27/10/2025).
Sugiono menyatakan, Indonesia akan mencatat seluruh laporan dan hasil pembahasan dalam lingkup relevan, serta siap menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan untuk memperkuat kerja sama kawasan. Menurutnya, koordinasi yang kuat di tingkat regional sangat penting agar ASEAN tetap menjadi jangkar stabilitas di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Sugiono juga menyoroti agar seluruh proses ASEAN tetap berpihak pada kepentingan masyarakat di kawasan, bukan hanya kepentingan negara.
"Kita perlu memastikan, seluruh kebijakan ASEAN selaras dengan semangat persatuan dan kerja sama," ujarnya.
1. Timor Leste resmi bergabung, menjadi babak baru bagi ASEAN

KTT ASEAN kali ini, menurut Sugiono, menjadi istimewa karena menyambut Timor Leste sebagai anggota ke-11. Bergabungnya Timor Leste menandai perluasan pertama ASEAN, sejak Kamboja diterima sebagai anggota pada 1999.
"Besok, akan menjadi tonggak penting bagi ASEAN saat kita menyambut Timor Leste sebagai anggota ke-11 dalam keluarga besar ASEAN," kata Sugiono.
Indonesia, menurutnya, akan terus mendukung penuh proses integrasi Timor Leste ke dalam seluruh mekanisme kerja ASEAN, termasuk dalam pilar politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya. Sugiono menilai, kehadiran Timor Leste akan memperkaya semangat kebersamaan dan inklusivitas ASEAN, sekaligus mempertegas komitmen organisasi ini terhadap integrasi regional yang terbuka dan menyeluruh.
Dukungan Indonesia kepada Timor Leste, ditegaskan Sugiono, tidak hanya simbolik, tetapi mencakup bantuan nyata untuk memperkuat kapasitas kelembagaan negara tersebut agar dapat berpartisipasi aktif dalam agenda ASEAN.
2. ASEAN didorong lebih efektif hadapi tantangan global

Dalam pidatonya, Sugiono menekankan pentingnya ASEAN memperkuat koordinasi lintas pilar dan sektor, terutama di tengah meningkatnya risiko terhadap perdamaian dan stabilitas global.
"Di tengah meningkatnya tantangan global, ASEAN perlu meningkatkan efektivitasnya melalui pertemuan bersama antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN," ujar Sugiono.
Menurutnya, forum gabungan tersebut akan menjadi sarana penting untuk menyatukan pandangan antara isu politik-keamanan dan ekonomi, sehingga kebijakan ASEAN dapat lebih selaras dan komprehensif. Sugiono menyebut, sinergi antar pilar ASEAN sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan multidimensi seperti geopolitik, krisis energi, hingga ancaman siber. Dia juga menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar ASEAN tetap relevan di mata dunia.
"Koordinasi lintas pilar yang kuat akan memastikan ASEAN tangguh dan adaptif terhadap dinamika global," katanya.
Dengan pendekatan terpadu, ASEAN diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang tidak hanya strategis, tetapi juga berdampak langsung bagi masyarakat di Asia Tenggara.
3. Indonesia usulkan pertemuan lintas pilar digelar rutin

Sebagai langkah konkret, Sugiono mengusulkan agar pertemuan gabungan lintas pilar seperti Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN diselenggarakan secara rutin.
"Untuk memastikan kesinambungan antara isu politik-keamanan dan ekonomi, sangat penting agar pertemuan lintas pilar seperti ini diadakan secara teratur," ujarnya.
Sugiono menilai, pertemuan berkala akan membantu ASEAN menjaga sinkronisasi kebijakan dan memperkuat kapasitas dalam menghadapi krisis global, termasuk di bidang ekonomi dan keamanan non-tradisional. Mekanisme rutin ini, dalam pandangannya, akan memperkuat kesiapan ASEAN dalam merespons berbagai tantangan lintas sektor dengan lebih cepat dan efektif.
Pertemuan semacam ini juga menjadi wadah penting untuk mendorong komunikasi yang lebih erat antar lembaga di dalam ASEAN. Dengan begitu, keputusan yang dihasilkan akan lebih terkoordinasi dan berdampak nyata.
"ASEAN harus bergerak dengan satu visi, satu arah, dan satu suara dalam menghadapi masa depan kawasan yang semakin dinamis," tutur Sugiono.


















