Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Badan Atom Soroti Pengayaan Uranium Korut yang Semakin Meningkat

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi. (commons.wikimedia.org/IAEA Imagebank)
Intinya sih...
  • Korea Utara (Korut) terus tingkatkan senjata nuklirnya
  • Badan Atom International (IAEA) soroti pengayaan uranium Korut di Kangson dan Yongbyon
  • Kim Jong Un kunjungi pangkalan produksi material nuklir dan institut senjata nuklir pada Januari lalu

Jakarta, IDN Times – Badan Atom International (IAEA) menyoroti pengayaan uranium yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) beberapa waktu belakangan ini. Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, mengindikasikan adanya peningkatan pengayaan uranium Korut di dua lokasi berbeda.

”Ada indikasi bahwa pabrik pengayaan uranium di Kangson dan Yongbyon terus beroperasi. Reaktor air ringan (LWR) di Yongbyon terus beroperasi. Penambahan infrastruktur pendukung telah diamati berdekatan dengan LWR," kata Grossi pada Senin (3/3/2025), dilansir Kantor Berita Korea Selatan Yonhap.

Kangson berada di dekat ibu kota Korut, Pyongyang. Adapun situs Yongbyon, berada sebelah utara ibu kota.

Grossi mengatakan, laporan tersebut muncul setelah pemimpin Korut, Kim Jong Un, mengunjungi pangkalan produksi material nuklir dan institut senjata nuklir pada Januari lalu. Tindakan itu dilakukan di tengah seruan denuklirisasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

1. Fasilitas pengayaan yang tak pernah dideklarasikan

IAEA telah mengamati bahwa reaktor nuklir 5 megawatt di kompleks Yongbyon kembali beroperasi pada pertengahan Oktober lalu.

Di lokasi itu, terdapat fasilitas pemrosesan ulang utama untuk menghasilkan plutonium. Untuk membuat bom nuklir, dibutuhkan sekitar 6 kilogram plutonium.

"Fasilitas pengayaan yang tidak dideklarasikan di Kangson dan Yongbyon, dikombinasikan dengan seruan Kim untuk memenuhi rencana produksi bahan nuklir tingkat senjata secara berlebihan. Ini merupakan masalah serius," kata Grossi.

Grossi kemudian memperlihatkan foto-foto Kim saat mengunjungi fasilitas nuklir Januari lalu. Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Korut itu memperlihatkan Kim bersama beberapa ajudannya berada di sekitar tabung pengayaan uranium.

2. Desakan penghentian pengayaan uranium Korut

Ilustrasi senjata nuklir (Pixabay.com/StockSnap)

Grossi mengatakan bahwa tindakan Korut sangat disesalkan. Ia kemudian mendesak agar Pyongyang mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait nuklir dan menerapakan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

”Badan ini terus mempertahankan peningkatan kesiapannya untuk memainkan peran pentingnya dalam memverifikasi program nuklir Korut,” tambahnya.

Desakan serupa juga telah disuarakan oleh negara-negara seperti Korsel, AS, dan Jepang. Bulan lalu, ketiga negara ini mengadakan pembicaraan di Munich terkait upaya denuklirisasi Korut. Namun, Pyongyang menolak keras rencana tersebut.

3. Pyongyang janji bakal tingkatkan senjata nuklirnya

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Laporan IAEA bukan sekadar laporan tanpa bukti. Pada Februari lalu, Kim telah mengungkap keinginannya untuk meningkatkan produksi nuklir Korut.

Di tengah upaya diplomatik yang terhenti dalam beberapa tahun terakhir, Kim telah memprioritaskan perluasan dan modernisasi kemampuan nuklirnya.

”Korea Utara akan memperluas program senjata nuklir,” kata Kim, dilansir Euronews.

Kim berbicara setelah pertemuan Korsel, AS, dan Jepang di Munich. Ia mengatakan bahwa upaya denuklirisasi total yang dirundingkan negara tersebut adalah ancaman kedaulatan bagi Korut.

Belum ada upaya untuk meredakan ketegangan ini. Namun beberapa pengamat menilai bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump bakal kembali mendekat dan menegosiasikan terkait nuklir bersama Korut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us