Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel: Korut Tambah Personel Militer ke Rusia

Bendera Korea Utara. (pixabay.com/padrinan)
Bendera Korea Utara. (pixabay.com/padrinan)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Korea Selatan (Korsel) (NIS), pada Kamis (27/2/2025), menyebut Korea Utara (Korut) telah menambah jumlah personel militer ke Rusia. Langkah ini sebagai bagian dari perjanjian pertahanan antara Rusia-Korut yang disetujui pada 2024. 

"Sejumlah personel militer tambahan dari Korut sedang dikirimkan ke Rusia. Namun, jumlah pasti tentara Korut yang diterjunkan ke Rusia masih dalam pemeriksaan lebih lanjut," terangnya, dikutip RFE/RL

Pada awal Februari, NIS mengklaim tentara Korut sudah ditarik dari garus depan di Kursk Oblast karena mengalami kekalahan. Namun, Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR) menyebut tentara Korut masih ada di garis depan, tapi intensitasnya menurun imbas kekalahan telak. 

1. Tentara Korut telah tiba di Pelabuhan Dunai, Timur Jauh Rusia

NIS mengatakan bahwa tentara Korut tersebut dikirimkan melalui beberapa pelabuhan di Korut, seperti Chongjin, Hamhung, dan Musudan. Personel militer itu diketahui telah tiba di Pelabuhan Dunai di area Timur Jauh, Rusia. 

Peneliti dari Center for Nonproliferation Studies, Sam Lair mengungkapkan bahwa pengiriman tersebut berlangsung pada malam hari. Kedua negara berusaha menghindari terekam secara jelas oleh citra satelit. 

"Saya pikir Rusia dan Korut tidak ingin pengiriman tentara ini tertangkap langsung oleh kamera. Penutupan ini cukup baik. Kemungkinan pengiriman pasukan Korut ini berlangsung pada malam hari. Namun, terdapat bukti bahwa mereka diterjunkan saat Rusia tidak begitu hati-hati," tuturnya, dilansir CNN.

Lair menambahkan, Dunai adalah fasilitas militer yang aman dan terisolir jauh dari jangkauan warga sipil. Maka dari itu, tidak ada warga sipil Rusia yang mengetahui adanya pengiriman tentara dari Korut. 

2. Rusia klaim sukses rebut 64 persen teritori Kurks Oblast yang diduduki Ukraina

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Kepala Staf Militer Rusia, Sergey Rudsky, mengklaim berhasil merebut Desa Nikolsky di Sudzha, Kursk Oblast. Ia juga menyebut, tentara Rusia akan terus melanjutkan kampanye serangan di Kursk. 

Melansir The Kyiv Independent, ia menambahkan saat ini tentara Ukraina masih mengontrol 500 km persegi dari 1.268 km persegi teritori yang diambilalih oleh Kiev sejak Agustus 2024. Ia mengatakan bahwa Rusia berhasil merebut kembali 64 persen teritori yang sebelumnya jatuh ke tangan Ukraina. 

Di sisi lain, Staf Militer Ukraina menyebut bahwa tentara Rusia yang menjadi korban di Kursk Oblast mencapai 40 ribu jiwa. Sebanyak 16 ribu di antaranya tewas dan 909 orang ditangkap dan menjadi tawanan perang di Ukraina. 

3. Rusia berniat memutus jalur suplai logistik Ukraina di Kursk

Tentara Ukraina. (commons.wikimedia.org/President Of Ukraine)
Tentara Ukraina. (commons.wikimedia.org/President Of Ukraine)

Pada Rabu (26/2/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya berhasil mengambilalih Desa Orlovka dan Pogrebki di Sudzha. Pihaknya juga mengaku berhasil mengganggu suplai logistik militer Ukraina di Kurks Oblast. 

Mengutip Newsweek, strategi Rusia untuk mengganggu suplai logistik Ukraina dengan mendirikan kontrol di atas jalan yang menghubungkan Sudzha dan Sumy di Ukraina. Moskow juga berniat mendekati rute suplai logistik di Malaya Loknya yang terletak di selatan Orlovka dan Pogrebki. 

Rusia berniat mengepung tentara Ukraina dan menghalangi mereka untuk mundur dengan memutus rute vital. Moskow bahkan mengklaim hanya 3,5 km lagi mereka sudah mengepung sebanyak 4 ribu tentara Ukraina di Kursk. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us