Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bangun Masa Depan Asia, Indonesia Dorong Kolaborasi Digital ASEAN–China

a8e26db9-f358-4239-8a28-bf0b96388dda.jpeg
KTT ke-28 ASEAN-China di Kuala Lumpur, Malaysia. (Dok. Kemlu RI)
Intinya sih...
  • Penandatanganan ACFTA 3.0 akan meningkatkan kerja sama ekonomi di bidang digital dan hijau.
  • ASEAN–China diminta menjaga stabilitas laut dan mendukung Palestina sebagai jangkar perdamaian kawasan.
  • Indonesia berkomitmen membangun kemitraan yang damai, aman, makmur, dan berkelanjutan dengan China untuk masa depan generasi mendatang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan pentingnya memperkuat kemitraan antara ASEAN dan China sebagai pilar perdamaian, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi kawasan. Berbicara mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ASEAN–China di Kuala Lumpur, Selasa (28/10/2025), Sugiono menyebut hubungan kedua pihak telah teruji oleh waktu dan semakin kuat di tengah tantangan global.

"ASEAN dan China memiliki kemitraan yang benar-benar telah teruji oleh waktu. Kami telah menghadapi banyak badai bersama mulai dari krisis keuangan Asia, krisis keuangan global, hingga tantangan luar biasa pandemi COVID-19," ujar Sugiono di hadapan para pemimpin kawasan.

Meski dunia sempat diguncang berbagai krisis, ditegaskan Sugiono, hubungan ASEAN–China justru terus tumbuh melalui kerja sama ekonomi yang erat dan berkelanjutan. Buktinya, selama enam tahun China menjadi mitra utama dalam investasi di ASEAN. Penandatanganan ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA) 3.0 Upgrade Protocol pun menjadi tonggak penting baru yang akan membawa kerja sama ekonomi kedua pihak ke tingkat lebih tinggi.

"Selama enam tahun terakhir, kita telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain, dan China tetap menjadi sumber investasi asing langsung terbesar ketiga bagi ASEAN," kata Sugiono.

Menurut Sugiono, hubungan masyarakat antara ASEAN dan China juga terus menguat. Dalam delapan bulan pertama 2025, perjalanan antarwilayah telah melampaui 25 juta kunjungan, meningkat 11 persen dibandingkan tahun lalu.

"Hubungan antarwarga terus tumbuh semakin kuat," ujar Sugiono.

1. ACFTA 3.0 jadi tonggak baru ekonomi digital dan hijau

6292445d-c004-49d8-aa55-aaac93dadc55.jpeg
Menlu Sugiono dalam KTT ASEAN-China di Kuala Lumpur, Malaysia. (Dok. Kemlu RI)

Sugiono menjelaskan, kesepakatan baru di bawah ACFTA 3.0 tidak hanya akan memperluas kerja sama di bidang perdagangan konvensional, tetapi juga membuka ruang kolaborasi di sektor baru seperti ekonomi digital dan ekonomi hijau. Protokol baru ini, dijelaskannya, mencakup penguatan konektivitas rantai pasok, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), serta pengembangan teknologi ramah lingkungan.

"Penandatanganan ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA) 3.0 Upgrade Protocol hari ini menandai tonggak penting lainnya, yang akan meningkatkan kerja sama ekonomi kita ke tingkat yang lebih tinggi. Ini akan memperluas kolaborasi ke bidang-bidang baru seperti ekonomi digital dan ekonomi hijau, memperkuat kerja sama dalam konektivitas rantai pasok dan UKM," kata Sugiono.

Sugiono menyatakan, ketika integrasi ekonomi makin dalam, perdagangan dan investasi harus berjalan secara beriringan, adil, serta berkelanjutan. Maka dari itu, para pemimpin ASEAN menyambut kesepakatan ACFTA 3.0 sebagai langkah besar untuk memperkuat daya saing kawasan dalam menghadapi ekonomi global yang semakin digital dan hijau. Selain itu, implementasi protokol ini diharapkan bisa menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi pascapandemi dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

"Saat memperdalam kemitraan ini, kita juga harus memastikan perdagangan dan investasi tetap berkelanjutan dan adil bagi semua pihak," katanya.

2. ASEAN–China diminta jaga stabilitas di laut dan dukung Palestina

Sugiono juga menekankan, kemitraan ASEAN–China tidak boleh terbatas pada urusan ekonomi semata, tetapi juga harus menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan, khususnya di laut. Dia menegaskan pentingnya kerja sama maritim yang konkret untuk menjaga perdamaian dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat di kedua belah pihak.

"Kemitraan ini juga harus terus berfungsi sebagai jangkar perdamaian dan stabilitas di kawasan kita, terutama di perairan. Kita harus terus bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di laut. Serta, mencari cara kerja sama dan kolaborasi maritim guna menciptakan kemakmuran bagi rakyat," kata Sugiono.

Selain menyoroti isu kawasan, Sugiono juga menyampaikan apresiasi Indonesia atas dukungan kuat China terhadap hak-hak sah rakyat Palestina. Pernyataan tersebut mendapat sambutan positif dari para pemimpin ASEAN, yang menilai solidaritas global terhadap Palestina harus terus diperkuat di forum-forum internasional.

"Di luar kawasan kita, Indonesia menghargai dukungan kuat China terhadap hak-hak sah rakyat Palestina. Bersama, kita harus menyuarakan suara kolektif untuk mengakhiri bencana kemanusiaan, langkah penting menuju terwujudnya solusi dua negara," ujar Sugiono.

3. Indonesia dorong masa depan damai dan berkelanjutan ASEAN–China

Indonesia, ditegaskan Sugiono, terus membangun kemitraan yang lebih erat dengan China dalam semangat perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Sebab, lewat kemitraan yang kuat, termasuk dengan China, seluruh tantangan global seperti perubahan iklim hingga ketegangan geopolitik bisa dihadapi dengan lebih baik. Bagi Indonesia, kemitraan ASEAN–China menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perdamaian regional.

"Melihat ke depan, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama membangun kemitraan ASEAN–China yang lebih erat, yang damai, aman, makmur, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Salah Kirim Jenazah, Israel Tuding Hamas Langgar Gencatan Senjata

29 Okt 2025, 00:11 WIBNews