Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bantu Rusia, Ossetia Selatan Kirim Pasukan untuk Perangi Ukraina

ilustrasi tentara (Pixabay.com/Military_Material)

Jakarta, IDN Times - Ossetia Selatan adalah wilayah bagian Georgia yang memisahkan diri. Pemimpin Ossetia Selatan, Anatoly Bibilov, mengatakan telah mengirim pasukannya ke Ukraina untuk membantu operasi militer Rusia.

Bibilov mengumumkan langkah itu melalui media sosial, ketika invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-31. Tidak secara rinci dijelaskan berapa banyak pasukan Ossetia Selatan yang diterjunkan ke Ukraina.

Rusia dan Georgia terlibat perang singkat pada 2008. Pasukan pemberontak Georgia di Ossetia Selatan yang mencoba memisahkan diri, mendapatkan bantuan dari Rusia. Perang itu menyebabkan hampir 1.000 orang tewas dan sekitar 30 ribu penduduk Georgia mengungsi.

1. Tugas militer membela Rusia

Ilustrasi barisan tank Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Invasi militer Rusia ke Ukraina dilancarkan 24 Februari. Sejauh ini hanya segelintir negara yang mendukung hal itu, tapi tidak dengan benar-benar mengirimkan pasukannya membantu Rusia. 

Ossetia Selatan, yang memisahkan diri dari Georgia, baru-baru ini dengan jelas mengatakan akan mengirim tentaranya ke Ukraina.

Dilansir Times of Israel, Bibilov mengatakan, "orang-orang kami akan memenuhi tugas militer mereka dengan spanduk yang dikibarkan dengan bangga."

Bibilov juga menegaskan bahwa pasukannya sedang bersemangat. Dia juga mengatakan bahwa pasukan tersebut akan selalu siap membela Rusia atau Ossetia Selatan dari semua ancaman yang ditimbulkan.

2. Tidak diketahui berapa banyak pasukan Ossetia Selatan yang membantu Rusia

Pemberontakan di Georgia pada tahun 2008, yang memicu perang dengan Rusia, menyebabkan munculnya dua wilayah baru yang mendeklarasikan kemerdekaan. Mereka adalah Ossetia Selatan dan Abkhazia. Tapi tidak ada satupun negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakui kemerdekaan mereka.

Rusia tidak secara resmi mengakui Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai negara, tapi menjadi bagian independen. Rusia juga menempatkan pangkalan militer permanen di dua wilayah yang dulunya milik Georgia tersebut.

Kini Ossetia Selatan, yang dulu dibantu Rusia dalam melawan Georgia, secara terbuka mengumumkan mengirim tentara untuk membantu Rusia.

Dikutip dari The Moscow Times, satu suara dengan narasi Moskow, Pemimpin Ossetia Selatan mengatakan "karena jika fasisme tidak dihancurkan di perbatasan yang jauh, besok ia akan muncul kembali di sini." 

Kalimat itu diduga merujuk kepada Ukraina yang dinilai memiliki sel neo-Nazi yang menjadi salah satu dalih Presiden Vladimir Putin menyerang negara tetangganya dengan alasan denazifikasi.

Ada sebuah video yang memperlihatkan banyak pasukan dikerahkan dengan beberapa truk dan bus. Tapi tidak dijelaskan secara rinci berapa jumlah pasukan Ossetia Selatan itu.

3. Pejabat AS akui melihat arus pasukan dari Georgia ke Ukraina timur

Ilustrasi pasukan militer Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Pengiriman pasukan dari Ossetia Selatan telah terpantau oleh Amerika Serikat (AS).

"Kami telah melihat indikasi pertama kami bahwa mereka mencoba mengirim beberapa bala bantuan dari Georgia. Kami telah melihat pergerakan sejumlah tentara dari Georgia. Kami tidak memiliki jumlah pasti," kata pejabat Pentagon, dikutip dari NDTV

Negara-negara sekutu Rusia seperti Suriah dan Venezuela membela operasi militer Moskow. Tapi mereka tidak terang-terangan mengirim bantuan tentara. Moskow hanya mengklaim ada puluhan ribu sukarelawan dari Suriah yang siap membantu.

Dilansir dari Independent, pada awal Maret Ukraina menuduh Belarus telah melanggar hukum internasional karena mengerahkan pasukannya melintasi teritori. Tapi, Minsk membantah tuduhan itu dan mengatakan hanya menempatkan pasukan di perbatasan.  

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan, "mereka adalah kelompok pengerahan cepat yang terlatih dengan baik, yang siap menghentikan provokasi dan aksi militer apa pun terhadap Belarus."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us