Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Belum Genap Sehari, Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Sudah Retak

Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Intinya sih...
  • Perjanjian damai tak sampai sehari
  • Kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Senin tengah malam merupakan hasil dari perundingan yang dimediasi Malaysia.
  • Hanya beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan, laporan bentrokan kembali muncul. Militer Thailand menyebut terjadi “beberapa bentrokan kecil” yang mengindikasikan pelanggaran oleh pasukan Kamboja.
  • Kamboja bantah ada bentrokan
  • Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, membantah bahwa ada bentrokan yang terjadi sejak gencatan senjata diberlakukan.

Jakarta, IDN Times - Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja yang disepakati dalam pertemuan damai di Malaysia tak bertahan lama. Hanya beberapa jam setelah perjanjian diumumkan, militer Thailand menuduh pasukan Kamboja melakukan pelanggaran serius dengan melancarkan serangan di wilayah perbatasan yang disengketakan.

Juru bicara militer Thailand Winthai Suvaree menyatakan, pasukannya telah merespons serangan tersebut secara proporsional dan dalam rangka membela diri.

“Pada saat kesepakatan mulai berlaku, pihak Thailand mendeteksi serangan bersenjata dari pasukan Kamboja ke beberapa wilayah dalam teritori Thailand,” kata Winthai, Selasa (29/7/2025).

“Ini merupakan pelanggaran yang disengaja terhadap perjanjian dan upaya nyata untuk merusak kepercayaan bersama,” sambungnya, dilansir dari Al Jazeera.

1. Perjanjian damai tak sampai sehari

Kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Senin tengah malam merupakan hasil dari perundingan yang dimediasi Malaysia. Perjanjian itu dirancang untuk mengakhiri bentrokan lima hari yang telah menewaskan sedikitnya 38 orang dan menyebabkan hampir 300 ribu warga mengungsi dari wilayah perbatasan sepanjang 800 kilometer.

Namun, hanya beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan, laporan bentrokan kembali muncul. Militer Thailand menyebut terjadi “beberapa bentrokan kecil” yang mengindikasikan pelanggaran oleh pasukan Kamboja.

Akibatnya, pertemuan antara komandan militer kedua negara yang dijadwalkan pukul 07.00 pagi pun ditunda tanpa waktu pengganti.

2. Kamboja bantah ada bentrokan

IMG_8019.jpeg
PM Kamboja Hu Manet (kiri) setuju gencatan senjata dengan Thailand (kanan) yang ditengahi PM Malaysia Anwar Ibrahim (tengah). (X.com/@anwaribrahim)

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, membantah bahwa ada bentrokan yang terjadi sejak gencatan senjata diberlakukan. Bahkan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyatakan situasi di garis depan telah mereda sejak tengah malam.

“Garis depan telah tenang sejak gencatan senjata pukul 12 malam,” tulis Hun Manet dalam unggahan di Facebook.

Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, juga mencoba meredam ketegangan. Ia mengatakan, sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Kamboja dan menyebut situasi “masih terkendali”.

“Tidak ada eskalasi. Sekarang situasinya tenang,” ujar Phumtham kepada media.

3. Gencatan Senjata Renta, Ancaman Krisis Baru

Meskipun laporan lapangan di kedua sisi perbatasan menyebut tidak terdengar suara tembakan pada malam dan pagi hari setelah gencatan senjata, tudingan pelanggaran membuat situasi kembali tidak menentu.

Jurnalis Al Jazeera di wilayah Surin, Thailand, melaporkan militer Thailand mengklaim adanya bentrokan kecil di sejumlah titik, namun situasi secara umum tetap terkendali. Di sisi lain, di Samraong, Kamboja, menyebut tidak terdengar ledakan hingga fajar menyingsing.

Gencatan senjata ini disebut sebagai langkah pertama yang vital menuju de-eskalasi, dalam pernyataan bersama Thailand, Kamboja, dan Malaysia pada Senin lalu. Namun, kegagalan awal ini menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian yang coba dibangun setelah konflik berkepanjangan sejak 2008.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us