Biden 'Kepeleset' Lidah, AS Tegaskan Tak Punya Niat Lengserkan Putin

Jakarta, IDN Times – Pejabat Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Gedung Putih tidak ingin melengserkan Presiden Rusia Vladimir Putin dari tampuk kekuasaan. Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Pidato Biden, yang mengatakan bahwa ‘Putin tidak dapat dibiarkan berkuaa’.
“Seperti yang Anda ketahui, dan seperti yang kami katakan berulang kali, kami tidak memiliki strategi perubahan rezim di Rusia atau di tempat lain. Dalam hal ini, terserah orang-orang di negara yang bersangkutan. Terserah orang-orang Rusia," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Minggu (27/3/2022) saat mengunjungi Israel, dikutip dari Al Jazeera.
1. Biden sebut Putin tidak bisa dibiarkan berkuasa

Sebelumnya, ketika berpidato di Polandia pada Sabtu malam, Biden menyebut bahwa demokrasi dunia harus menghadapi otokrasi Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan dan kebebasan global.
“Demi Tuhan, orang ini (Putin) tidak bisa tetap berkuasa,” kata Biden, seraya menyebut Putin sebagai ‘tukang daging’ atau penjagal.
Selang pidato tersebut, sebelum klarifikasi lebih lanjut dari Blinken, pejabat Gedung Putih menjelaskan bahwa maksud Biden adalah memeprsiapkan negara-negara demokrasi untuk konflik berkepanjangan imbas konflik di Ukraina. Bukannya mendukung perubahan rezim di Rusia.
2. Senator Republik sebut ucapan Biden berbahaya

Sementara itu, senator dari Partai Republik, James Rich, menyebut pernyataan Biden sebagai kekeliruan yang mengerikan. Dia juga berharap, seorang presiden harusnya mengikuti pidato sesuai naskah.
“Kebanyakan orang yang tidak berurusan di jalur hubungan luar negeri tidak menyadari, sembilan kata yang diucapkannya akan menyebabkan letusan, itu akan menyebabkan masalah besar,” kata dia kepada CNN.
Utusan AS untuk NATO, Julianne Smith, mengulangi pesan yang sama pada Minggu. “AS tidak memiliki kebijakan perubahan rezim di Rusia," kata Smith.
3. Presiden Prancis ingatkan Biden untuk menahan diri

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanual Macron juga meminta para pemimpin untuk menahan diri, baik secara lisan atau tindakan.
“Kami ingin menghentikan perang yang telah diluncurkan Rusia di Ukraina tanpa eskalasi, itulah tujuannya. Jika ini yang ingin kita lakukan, kita tidak boleh meningkatkan hal-hal (yang memperparah konflik),” kata dia.