Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Grup Wagner Rusia Ramal Perang di Ukraina Bisa Sampai 3 Tahun   

Ilustrasi tentara (Pixabay.com/Defence-Imagery)
Ilustrasi tentara (Pixabay.com/Defence-Imagery)

Jakarta, IDN Times - Pemilik Grup Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, memperkirakan bahwa perang Rusia-Ukraina dapat berlangsung hingga bertahun-tahun.

Bos perusahaan tentara swasta itu mengatakan, Rusia membutuhkan waktu 18 bulan hingga dua tahun untuk menguasai pusat industri di wilayah Donbass di Ukraina Timur. 

Dilansir Associated Press pada Minggu (12/2/2023), Prigozhin menyebut pertempuran akan menghabiskan waktu tiga tahun apabila Moskow memutuskan rebut wilayah lebih luas di sebelah timur Sungai Dnieper.

1. Tentara Wagner akui ketangguhan militer Ukraina

Ilustrasi tentara (unsplash.com/Diego Gonzalez)
Ilustrasi tentara (unsplash.com/Diego Gonzalez)

Pernyataan itu menunjukkan bahwa Rusia menghadapi posisi sulit di Ukraina. Sebelumnya, Kremlin memperkirakan operasi militernya akan rampung beberapa minggu usai menyerbu Kiev pada 24 Februari 2022.

Saat musim gugur, pasukan Rusia mengalami rentetan kemunduran. Hal itu terlihat saat militer Ukraina melakukan serangan balik dan merebut kembali wilayahnya di timur dan selatan. 

Hingga kini, Rusia enggan memprediksi soal berapa waktu yang diperlukan untuk menang dalam pertempuran. Namun begitu, pihaknya mengatakan perang akan berlanjut sampai tujuannya terpenuhi.

Jelang satu tahun perang, sejumlah pejabat Ukraina dan Barat memperingatkan bahwa Rusia dapat mengerahkan serangan lebih ofensif. Akan tetapi, juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Chernyak mengatakan, Rusia tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan itu.

“Tujuan utama pasukan Rusia tetap mencapai setidaknya beberapa keberhasilan taktis di Ukraina timur,” katanya, dikutip dari Associated Press.

Terkait kondisi pertempuran di wilayah timur, Prigozhin mengatakan bahwa tentara Grup Wagner masih menghadapi pertempuran sengit untuk merebut benteng di Bakhmut, kota Donetsk. Dia juga mengaku bahwa pasukan Ukraina melakukan perlawanan sengit.

Selain menghadapi pertempuran sengit di Donbass, Rusia juga mengganggu kehidupan warga Ukraina dengan menghancurkan sejumlah fasilitas energi di tengah musim dingin.

2. Fasilitas energi Ukraina terganggu imbas serangan Rusia

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (pixabay.com/Enrique)
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (pixabay.com/Enrique)

Pada Jumat (10/2/2023), Rusia menyerang fasilitas energi dan sejumlah infrastruktur vital milik Ukraina. Serangan itu membuat fasilitas energi di wilayah timur, barat, dan selatan terganggu sehingga terjadi pemadaman listrik di beberapa daerah.

Ukrenergo, Perusahaan energi Ukraina pada Sabtu (11/2/2023) mengatakan, situasi pasca-serangan tergolong sulit meskipun akhirnya dapat dikendalikan. Pihaknya menambahkan, cadangan listrik membuat pasokannya terkendali.

Sementara itu, kepala operator nuklir Ukraina Energoatom, Petro Kotin, mengatakan bahwa negara akan mendapat lebih banyak pasokan listrik usai dua reaktor nuklir berhasil diperbaiki.

3. Rusia luncurkan ratusan rudal jelajah ke Ukraina

Ilustrasi penembakan rudal (pixabay.com/Defence-Imagery)
Ilustrasi penembakan rudal (pixabay.com/Defence-Imagery)

Melansir ABC News, kepala militer Ukraina Jenderal Valerii Zalushnyi mengatakan, pasukan Rusia meluncurkan 70 rudal jelajah, 35 rudal S-300, dan tujuh drone Shahed antara Kamis malam dan jumat Siang. Dia menambahkan, pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 61 rudal dan lima drone.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan pada Jumat semuanya berhasil mengenai target. Serangan itu diklaim berhasil menghentikan operasi pabrik pertahanan Ukraina dan menghalangi suplai pasokan senjata beserta amunisi dari pihak Barat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us