Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Austria Negosiasi Datangkan 1 Juta Dosis Vaksin Sputnik V

Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Dubes Rusia di Wina Dmitrij Ljubinskij. (twitter.com/RusBotWien)
Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Dubes Rusia di Wina Dmitrij Ljubinskij. (twitter.com/RusBotWien)

Wina, IDN Times - Pemerintah Austria telah melakukan negosiasi dengan Rusia terkait pembelian vaksin Sptunik V. Bahkan diketahui Austria akan mendatangkan sekitar satu juta dosis vaksin asal Rusia tersebut untuk mempercepat proses vaksinasi di negaranya. 

Apabila Austria jadi membeli vaksin Sputnik V, maka akan menjadi negara anggota Uni Eropa ketiga yang mendatangkan vaksin tersebut setelah Hungaria dan Slovakia, meski belum disetujui oleh pihak regulator setempat. 

1. Vaksin Sputnik V akan datang mulai April-Juni

Kanselir Austria Sebastian Kurz menyatakan jika dirinya tengah melakukan negosiasi dengan Rusia untuk mendatangkan vaksin Rusia Sputnik V pada hari Selasa (30/03/2021). Bahkan Austria rencananya akan memesan sebanyak satu juta dosis vaksin Sputnik V yang diperkirakan akan datang pada bulan April ini hingga Juni, dilansir dari The Moscow Times

Rencana ini ditengarai macetnya pengiriman vaksin di Uni Eropa yang menyebabkan minimnya pasokan vaksin di Austria. Jika Austria jadi membeli vaksin Sputnik V, maka akan menjadi negara Uni Eropa ketiga yang mendatangkan vaksin Rusia tersebut.  

Padahal Kurz sebelumnya mengatakan jika akan mendatangkan vaksin asal Rusia apabila sudah mendapatkan persetujuan dari regulator obat di Uni Eropa. Namun ia berbalik arah dan malah berniat untuk segera mendatangkan vaksin Sputnik V, dikutip dari DW

2. Sebastian Kurz menyatakan jika tengah bernegosiasi dengan Rusia

Pertemuan antara Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Dubes Rusia untuk Austria Dmitrij Ljubinskij pada Rabu (31/03/2021). (twitter.com/RusBotWien)
Pertemuan antara Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Dubes Rusia untuk Austria Dmitrij Ljubinskij pada Rabu (31/03/2021). (twitter.com/RusBotWien)

Mengutip dari RT, Kanselir Sebastian Kurz mengatakan secara langsung bahwa Vienna dan Moskow tengah melakukan perbincangan terkait vaksin Sputnik V. Kurz juga mengatakan jika tidak lama lagi perjanjian akan pembelian vaksin Rusia tersebut segera disetujui. 

Pada Selasa, Kurz menegaskan bahwa "Seharusnya tidak ada masalah geopolitik terkait dengan COVID-19. Namun yang menjadi pertimbangan utama apakah vaksin efektif dan aman tapi bukan dari mana vaksin tersebut berasal."

Sebastian Kurz juga menerangkan jika sudah melakukan negosiasi sejak Februari lalu dan berkata, "Kami sudah memiliki relasi yang baik dengan Rusia sejak Februari lalu dan saya sangat bersyukur. Apabila Austria mendapatkan satu juta dosis vaksin tambahan maka kehidupan normal akan semakin cepat dicapai dan banyak orang yang dapat terselamatkan termasuk pekerjaan."

3. Kurz kerap keluhkan program vaksin Uni Eropa

Vaksin Sputnik V yang hendak dikirim ke Skopje, Makedonia Utara. (twitter.com/VFilipche)
Vaksin Sputnik V yang hendak dikirim ke Skopje, Makedonia Utara. (twitter.com/VFilipche)

Selama ini Sebastian Kurz sering memberikan keluhannya terkait program vaksin Uni Eropa yang dinilai lamban. Bahkan kanselir berusia 34 tahun tersebut juga menuding distribusi vaksin antara negara UE tidak adil dan mendahulukan negara-negara tertentu lantaran hanya didasarkan pada jumlah penduduk. Hal ini lantas menjadikan negaranya hanya menerima sedikit pasokan vaksin, dilansir dari DW.

Meski belum disetujui oleh Uni Eropa, dua negara anggota seperti Hungaria dan Slovakia sudah mengimpor dan menggunakan vaksin Rusia tersebut. Pada minggu lalu, Jerman dan Prancis juga menunjukkan ketertarikannya untuk mengimpor vaksin Sputnik V dan meminta komisi UE untuk mulai bernegosiasi dengan Moskow. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us