Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Sebut Perjanjian AUKUS Standar Ganda

PM Australia Anthony Albanese, Presiden AS Joe Biden, PM Inggris Rishi Sunak. (dok. Twitter @AlboMP)

Jakarta, IDN Times - Misi China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) mengkritik keras kesepakatan AUKUS antara AS, Australia, dan Inggris.

“Ini adalah tindakan terang-terangan yang merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan,” sebut perwakilan itu, dikutip dari Guardian, Selasa (14/3/2023).

AUKUS merupakan kerja sama pertahanan antara AS, Australia, dan Inggris guna memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.

AUKUS ini disepakati pada September 2021 dan disebut untuk menangkal pengaruh China di kawasan Indo Pasifik. Perjanjian ini dianggap bisa meningkatkan ketegangan di kawasan.

1. China menyebut AUKUS standar ganda

Selain itu, Misi China untuk PBB ini juga menyebut bahwa perjanjian AUKUS melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir atau NPT>.

“Perjanjian standar ganda ini akan merusak otoritas dan eefektifan sistem nonproliferasi internasional,” sambung perwakilan tersebut.

Dalam pernyataan bersama yang diumumkan, Australia akan membeli tiga kapal selam nuklir AS. Australia juga masih memiliki opsi lain untuk membeli dua kapal selam tenaga nuklir lagi usai kesepakatan awal.

2. Australia akan punya lima kapal selam tenaga nuklir

Atas keinginan yang bertujuan membuat kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, Australia menjalin pembentukan pakta trilateral AUKUS 18 bulan yang lalu.

Di bawah pakta tersebut, Canberra memiliki kemungkinan untuk mengakses kapal selam tenaga nuklir.

"Titik belok dalam sejarah, di mana kerja keras untuk meningkatkan pencegahan dan meningkatkan stabilitas akan memengaruhi prospek perdamaian selama beberapa dekade mendatang," kata Presiden AS, Joe Biden.

Biden juga menegaskan bahwa kapal-kapal ini tidak akan memiliki senjata nuklir dan tidak akan membahayakan komitmen Australia untuk menjadi negara bebas nuklir.

3. Bukan kapal selam senjata nuklir

Selain itu, kata Biden, kapal selam dalam proyek itu bertenaga nuklir, bukan bersenjata nuklir.

"Kapal-kapal ini tidak akan memiliki senjata nuklir apapun. Saya tidak melihat apa yang kami lakukan sebagai tantangan bagi siapa pun," ucapnya.

Biden juga mengatakan, AS telah menjaga stabilitas Indo-Pasifik selama beberapa dekade untuk keuntungan negara-negara seluruh kawasan mulai dari ASEAN hingga Kepulauan Pasifik dan China.

Tapi, China yang bertumbuh telah dinilai memiliki perilaku destabilisasi yang mengancam dan menciptakan dunia berbahaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us