Demo Tolak Kenaikan Pajak di Kenya Ricuh, 13 Orang Tewas

- 13 orang tewas dalam demo antikenaikan pajak di Kenya, ratusan pengunjuk rasa menyerbu kompleks parlemen di Nairobi
- Militer diterjunkan untuk menghentikan pengunjuk rasa, Presiden William Ruto mengerahkan pasukan keamanan untuk menjaga keamanan dan stabilitas
Jakarta, IDN Times - Setidaknya 13 orang dilaporkan tewas dalam demo antikenaikan pajak terbaru di Kenya. Ratusan pengunjuk rasa bahkan menyerbu kompleks parlemen di ibu kota Nairobi.
Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (26/6/2024), militer juga diterjunkan untuk membantu polisi menghentikan para pengunjuk rasa. Sebelumnya, polisi sudah menembakkan gas air mata, meriam air hingga peluru karet.
1. Pengunjuk rasa mulai bubar
Presiden Kenya William Ruto telah mengerahkan seluruh pasukan keamanan untuk berjaga-jaga jika ada unjuk rasa lanjutan, yang ia sebut sebagai perusak keamanan dan stabilitas.
Saat ini, para pengunjuk rasa sudah mulai membubarkan diri dan menjauh dari Parlemen Kenya di Nairobi.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) PBB Antonio Guterres meminta pasukan keamanan Kenya untuk menahan diri. Dia juga menyerukan masyarakat agar berunjuk rasa secara damai.
2. Warga ngamuk karena pajak bakal naik
Unjuk rasa yang dipelopori sejumlah lembaga masyarakat dan anak muda ini memprotes rencana pemerintah yang akan menaikkan pajak, sedangkan krisis biaya hidup masih terus berlangsung di Kenya.
“Ini adalah suara anak muda Kenya yang menolak pemerintah otoriter,” teriak seorang pengunjuk rasa.
3. Unjuk rasa sempat berjalan damai
Awalnya, unjuk rasa sempat berjalan dengan damai. Tetapi, tiba-tiba kekacauan pecah di Nairobi pada Selasa (25/6/2024) kemarin, di mana warga melempari polisi dengan batu serta menerobos barikade polisi. Sejumlah pengunjuk rasa bahkan sudah sampai memasuki halaman dari Parlemen Kenya.
Pemerintah Kenya bersikeras bakal menaikkan sejumlah pajak di negara tersebut dengan alasan untuk mengisi kas negara dan mengurangi pinjaman ke uar negeri. Sementara itu, nilai mata uang Kenya anjlok selama dua tahun terakhir sehingga pembayaran bunga pinjaman dalam mata uang asing menjadi mahal.