Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dikhianati, Iran Masih Ogah Mulai Perundingan Nuklir dengan AS

IMG_7493.jpeg
Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi. (X.com/@araghchi)
Intinya sih...
  • AS mengkhianati diplomasi nuklir dengan Iran, mempengaruhi keputusan masa depan.
  • Araghchi bantah klaim Trump soal rencana pertemuan, menyebut pernyataannya kontradiktif.
  • Konflik Israel-Iran terjadi setelah serangan udara dan rudal, berakhir dengan gencatan senjata AS.

Jakarta, IDN Times - Iran belum membuat keputusan apa pun untuk memulai perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Iran.

Araghchi mencatat bahwa Teheran terlibat dalam negosiasi dengan AS ketika Washington mendukung serangan Israel terhadap Iran. Namun, kemudian akhirnya AS malah meluncurkan serangan udara langsungnya sendiri terhadap fasilitas nuklir Iran.

"Dalam negosiasi baru-baru ini, mereka mencoba untuk memikat kami agar menyerahkan hak-hak bangsa kami. Ketika beberapa peristiwa tertentu terjadi, mereka memaksakan perang dan melepaskan rezim kriminal Zionis (Israel) untuk melakukan serangan," kata Araghchi, melansir Anadolu, Jumat (27/6/2025).

1. AS mengkhianati diplomasi nuklir dengan Iran

Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran diduga dilakukan dengan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh. Ilustrasi (pixabay.com/jarono)
Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran diduga dilakukan dengan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh. Ilustrasi (pixabay.com/jarono)

Araghchi menambahkan, AS mengkhianati diplomasi selama pembicaraan. Ini menjadi pengalaman yang akan membentuk keputusan Iran di masa mendatang tentang negosiasi.

"Meskipun demikian, diplomasi terus berlanjut, dan saya berhubungan dengan beberapa menteri luar negeri," katanya.

Sebelumnya, AS juga pernah ‘mengkhianati’ Iran dengan keluar dari perjanjian nuklir (JCPOA), pada periode pertama pemerintahan Trump. Namun, belakangan, kedua negara sedang kembali membahas perjanjian nuklir tersebut, hingga Israel menyerang Iran pada 13 Juni lalu.

2. Bantah klaim Trump soal pertemuan

Presiden AS, Donald Trump. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Menanggapi klaim Presiden AS Donald Trump tentang rencana pertemuan dengan Iran minggu depan, Araghchi menepisnya.

"Sejauh ini belum ada pengaturan untuk putaran baru perundingan tidak langsung dengan AS. Pernyataan mereka penuh dengan kontradiksi," katanya kepada televisi pemerintah.

3. Konflik Iran dengan AS-Israel

WhatsApp Image 2025-06-23 at 16.12.32.jpeg
Ilustrasi perang Iran Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Konflik selama 12 hari antara Israel dan Iran meletus pada 13 Juni setelah Tel Aviv melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer, nuklir, dan sipil Teheran. Akibatnya, sedikitnya 606 orang tewas dan melukai 5.332 orang, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

Teheran melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak balasan terhadap Israel, yang menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang, menurut angka yang dirilis oleh Universitas Ibrani Yerusalem. Konflik tersebut terhenti di bawah gencatan senjata yang disponsori AS yang mulai berlaku pada 24 Juni.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us