Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Akui Ragu Seberapa Kuat Dampak Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran

ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Serangan AS dan Israel diklaim sukses hancurkan target.
  • Pemerintah AS investigasi bocoran dan serang media.
  • Iran diduga sembunyikan uranium dan siap keluar dari NPT.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya mengakui adanya keraguan soal dampak serangan bom terhadap fasilitas program nuklir Iran. Penilaian dari Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang bocor menyebut bahwa program nuklir Iran hanya tertunda beberapa bulan, bukan hancur total.

“Intelijen sangat tidak meyakinkan,” kata Trump kepada wartawan di KTT NATO di Den Haag, dikutip dari The Guardian, Rabu (25/6/2025).

Pada saat yang sama, laporan CNN mengungkap penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan (DIA) yang menyebut situs Fordow dan fasilitas bawah tanah Natanz tetap utuh. Komponen utama seperti sentrifugal diperkirakan bisa kembali beroperasi dalam hitungan bulan. The Washington Post menyebut laporan itu dikategorikan masuk tingkat kepercayaan rendah, namun analisis lanjutan dikhawatirkan menemukan kerusakan lebih kecil dari perkiraan.

1. Serangan AS dan Israel diklaim sukses hancurkan target

ilustrasi rudal (pexels.com/Arthur Santos)
ilustrasi rudal (pexels.com/Arthur Santos)

Trump membandingkan dampak bom bunker-buster yang dijatuhkan di Fordow dan Natanz dengan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Ia tetap bersikeras bahwa serangan itu menyebabkan kehancuran menyeluruh terhadap situs-situs pengayaan uranium Iran.

Dari pihak Israel, Brigjen Effie Defrin menyatakan bahwa hasil serangan melebihi ekspektasi.

“Saya bisa mengatakan sekarang bahwa perkiraannya adalah kami memberikan pukulan signifikan terhadap infrastruktur nuklir [Iran],” ujar Defrin. Ia menambahkan bahwa program nuklir Iran mundur hingga dua tahun menurut intelijen Israel.

Sumber CNN memperkuat klaim tersebut dengan melaporkan bahwa amunisi militer yang digunakan adalah di antara yang paling kuat milik AS. Meski demikian, masih ada perbedaan signifikan antara pernyataan resmi dan penilaian internal intelijen.

2. Pemerintah AS investigasi bocoran dan serang media

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan bahwa kerusakan di situs Iran berada pada level sedang hingga parah. Ia juga menyebut bahwa kebocoran laporan Pentagon ke media akan diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI).

“Tentu saja kami sedang melakukan penyelidikan kebocoran dengan FBI saat ini, karena informasi ini untuk keperluan internal, penilaian kerusakan pertempuran,” ujar Hegseth di KTT NATO di Belanda.

Dilansir dari The Hill, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut laporan itu menyesatkan saat diwawancara oleh Politico. Di sisi lain, Steve Witkoff menyebut kebocoran itu sebagai tindakan pengkhianatan dalam wawancara dengan Fox News. Trump juga mengecam CNN, The New York Times, dan NBC sebagai sampah.

3. Iran diduga sembunyikan uranium dan siap keluar dari NPT

Bendera Iran (pexels.com/Engin Akyurt)

Penilaian awal dari Badan Intelijen Pertahanan AS menemukan bahwa sebagian besar uranium Iran yang telah diperkaya 60 persen telah dipindahkan sebelum serangan. Stok sekitar 400 kilogram itu disebut telah disembunyikan di situs nuklir rahasia Iran, yang salah satunya berada di bawah gunung dekat Natanz.

Meskipun ada perbedaan pandangan mengenai tingkat kerusakan di Fordow dan Natanz, hampir semua laporan menyepakati bahwa stok uranium tersebut kini hilang dari pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Para ahli menyebut kondisi ini bisa menjadi bencana bagi upaya nonproliferasi global.

Selain itu, Parlemen Iran dilaporkan sedang menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) untuk menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 1968. Jika langkah ini dilakukan, pengawasan internasional terhadap program nuklir Iran akan runtuh sepenuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us